Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pendekatan "Coercion" sebagai Pilihan Akhir agar Perubahan Berhasil

21 Oktober 2020   14:41 Diperbarui: 22 Oktober 2020   08:01 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Salah satu alasan yang sangat kuat mengapa ada orang yang menolak perubahan adalah karena kepentingan pribadinya sendiri. Semakin kuat kepentingan pribadi itu maka semakin kencang melakukan penolakan, bahkan akan melakukan berbagai cara, termasuk rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menolak perubahan. Perubahan dianggap sebagai ancaman serius antara hidup atau mati dan karenanya harus ditolak.

Apabila yang menolak perubahan itu hanya satu orang atau beberapa orang saja, mungkin tidak akan menjadi masalah serius dan bisa diselesaikan dengan cepat dan sederhana. Akan tetapi, bila jumlah orang yang menolak sudah ratusan atau bahkan ribuan dan puluhan ribu orang situasinya menjadi beda. Keadaan menjadi serius dan menimbulkan masalah besar, tidak saja hanya satu masalah tetapi banyak masalah yang kait mengkait.

Bila penanganan terhadap penolakan ini tidak cepat dan tepat maka situasi akan menuju pada kondisi kritis, krisis bahkan menjadi chaos. Dan dampaknya akan kemana-mana yang pada umumnya adalah kerugian baik material dan non material.

Penolakan terhadap perubahan merupakan hal yang sangat umum dan biasa terjadi dimana-mana, dan di berbagai organisasi, komunitas bahkan negara sekalipun. Dan karenanya, tersedia beragam strategi, takktik dan cara agar perubahan itu berhasil dengan baik, termasuk Coercion Approach atau dengan cara memaksakan perubahan itu sendiri.

4 Alsan Menolak Perubahan 

Terminologi change atau perubahan merupakan salah satu kajian dalam ilmu manajemen dan organisasi. Bahkan hampir semua buku-buku teks manajemen dan organisasi selalu menempatkan Organizational Change sebagai salah satu pembahasan.

Richard L Daft dalam buku teksnya berjudul Management, edisi ke-12 tahun 2016, mengidentifikasikan ada 4 penyebab utama mengapa orang menolak perubahan itu sekaligus sebagai jawaban yang mampu membantu memahami perilaku orang dalam suatu organisasi. Keempat penyebab itu adalah:

  1. Self-interest
  2. Lack of understanding and trust
  3. Uncertainty
  4. Different assessments and goals

1. Kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi merupakan alasan yang utama bagi semua orang menolak perubahan dalam organisasi karena meyakini ada tabrakan antara kepentingan pribadinya dengan perubahan yang akan terjadi. Disana ada keuntungan, keamanan, kenyamanan bahkan sejumlah fasilitas yang selama ini dinikmati akan berubah berkurang bahkan hilang ketika perubahan akan diterapkan.

Ini sangat mungkin terjadi jika perubahan itu sangat mendasar dan mengubah struktur organisasi dan berakibat pada perubahan pola kerja, tata kerja, bahkan job descrption hingga evaluasi pekerjaan akan berbeda. Dan ini yang tidak diinginkan terjadi dan berusaha untuk melawan perubahan itu.

2. Kurangnya pemahaman dan kepercayaan. Walaupun tujuan akhir perubahan yang akan diterapkan oleh organisasi sangat baik demi masa depan yang maju, tetapi ketika karyawan kurang mengerti, memahami apa dan mengapa perubahan itu dilakukan, mereka cenderung melawan dan menolak perubahan.

Situasi ini semakin tidak nyaman dan kondusif apabila selama ini hubungan antara karyawan dengan pimpinannya, manajernya atau bahkan direkturnya tidak terlalu baik, bahkan cenderung negatif. Maka perubahan sering dimaknai sebagai sanksi, hukuman dan hal-hal negative lainnya oleh si karyawan. Dan karena itu si karyawan akan melakukan berbagai cara untuk menggagalkan perubahan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun