Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membaca 3 Pesan Kunci Jokowi untuk "Membajak Momentum Krisis"

17 Agustus 2020   13:20 Diperbarui: 17 Agustus 2020   14:54 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://portaljember.pikiran-rakyat.com

"Saatnya kita bajak momentum krisis ini untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country. Dan, 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju" - Joko Widodo, Presiden RI

Bukanlah seorang Jokowi bila tidak menggunakan gaya komunikasi yang cenderung "high contex culture". Kali ini pun Presiden ke 7 negeri ini tampil bak seorang prajurit yang agak "menyeramkan" dengan busa tradisional dari daerah Sabu, NTT. Tidak itu saja, pidato singkatnya pun sarat dengan pesan dan simbol yang memiliki makna yang menimbulkan pro dan kontra.

Dalam pidatonya di sidang tahunan MPR 2020, Presiden Joko Widodo menggunakan kata bajak atau membajak yang kemudian muncul pro dan kontra dalam penggunaan kata itu. Sebagian para ahli bahasa, merasa diksi tentang bajak atau membajak tidak cocok digunakan. Tapi betulkah Jokowi hanya sekedar ucap saja dengan kata bajak dalam kalimat "kita bajak momentum krisis" tanpa pesan kunci bagi bangsa dan negeri ini?

Jawabannya tentu tidak, dan memang beliau menggunakan kata bajak dan membajak untuk memberikan pesan-pesan penting bagi seluruh rakyat negeri ini tentang kondisi empiris yang sedang dialami, dan ancaman-ancaman yang sedang menghadang ke depan, dan yang utama adalah strategi yang cocok untuk melewati kesulitan dan kembali ke jalan yang "benar" demi mewujudkan mimpi bersama bagi Indonesia menuju tahun 2045, saat Republik Indonesia merayakan HUT ke-100.

Inilah 5 pesan-pesan kunci yang bisa ditangkap dari Jokowi tentang saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar, dan mewujudnyatakan Indonesia menjadi salah satu negara maju pada tahun 2045.


1. Terpuruknya keadaan ekonomi hingga minus 5,32%.

Inilah kenyataan objektif yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Fakta yang tidak perlu ditutupin tetapi dibuka seluas-luasnya agar masyarakat tahu persis apa yang sedang terjadi dan tidak terus menyalahkan situasi dan mencari kambing hitam. 

Sebab, setiap orang harus disadarkan dan ditantang memikirkan solusi serta beragam jalan keluar agar bisa melewati situasi sulit tanpa menimbulkan "korban" yang tidak berguna.

Itu sebabnya saat memulai pidatonya, Jokowi memaparkan situasi empiris yang sedang dihadapi dengan fakta dan data yang ada, antara lain :

Inilah kondisi nyata yang sedang dihadapi oleh republik ini yang penuh dengan problem dan kesulitan serta rintangan nan tantangan. Orang yang hendak membajak tanah pertanian harus mengerti tentang situasi nyata ini. 

Dan mulai menyentuh satu persatu area pertanahan yang akan dibajaknya untuk bisa menanam tanaman yang sesuai dengan situasi yang ada. Ini bicara bagian realitas kehidupan.

2. Momentum Krisis sebagai Lahan Membajak.

Jokowi memilih kata "bajak" yang sangat smart. Dan sesungguhnya itulah kondisi kita saat ini. Dengan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang anjlok minus 5,32% hendak mengingatkan semua penduduk di negeri ini, bahwa situasi seakan kembali ke lahan pertanian yang harus mempertahakan hidupnya dengan gaya membajak sawah dan ladangnya kalau mau tetap memiliki makanan pada saat musimnya.

Kondisi keterpurukan saat ini, dan mungkin akan menuju akhir tahun 2020, mengingatkan agar semua siap membajak di masing-masing lahan dengan cara yang paling mendasar. Dengan menggunakan kekuatan dan tenaga "kerbau" yang masing-masing dimiliki. 

Tidak ada kata tidak bisa, karena semua negara di dunia juga sedang mengalami hal yang sama. Dan karenanya, semua harus membajak agak tersedia makanan pada saat situasi krisis maupun resesi itu akan hadir.

Injilah sesungguhnya makna pesan kunci dari Jokowi dengan ajakan "kita membajak momentum krisis". Artinya, bukan menangisi situasi krisis yang ada, apalagi menyalahkan orang lain tetapi mempersiapkan diri untuk menggarap secara seksama. Inilah peluang bagi seluruh rakyat ini untuk bersatu mendapatkan keuntungan.

"Kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan"-Jokowi

Persoalan bagaimana cara membajak momentum krisis, itu soal lain yang harus direspons oleh seluruh rakyat bangsa ini. Setiap orang ditantang untuk melawan situasi sulit dan krisis yang terus menyertai dinamika kehidupan. Inovasi dan entrepreneurship spirit setiap orang harus dibangkitkan dan mencapai sinergi tertinggi bagi kemajuan negeri ini.

Kata momentum sungguh sangat jelas dan terang benderang dan memberikan pesan yang sangat kuat bagi siapa saja yang menyadari tentang pergumulan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Sebab momentum tidak selalu hadir dalam bentuk yang sama. Jadi, harusnya tidak boleh terlambat untuk membajak momentum krisis ini. Artinya pula, bila terlambat untuk merespon maka momentum akan habis, hilang dan lewat dengan percuma saja.

3. Semangat Membajak Menggapai Mimpi Indonesia di Usia ke-100 

Tanpa mimpi yang tegas dan jelas maka sia-sia semua upaya yang dikerjakan. Membajak momentum krisis menuju usia RI ke 100 tahun  dengan kemajuan yang tidak main-main, yaitu RI menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, menjadi Negara Maju. 

Ini tidak muluk-muluk, tetapi juga tentu saja tidak semudah membalik telapak tangan, atau sim salabin lalu dapat. Tidak sama sekali, sebab harus dibangun dengan semangat membajak lahan garapan yang sedang krisis dan menuju ke resesi dunia.

Target Indonesia maju menjadi salah satu negara maju pada tahun 2045 akan menjadi tantangan bagi semua orang di wilayah nusantara ini. Tidak terkecuali, harus terlibat dan melibatkan diri secara proaktif, kosisten dan persisten hingga garis finish. 

Bagian inilah yang selalu digenderangkan oleh seorang Jokowi sejak dia menduduki kursi orang nomor 1 di republik ini. Dan berbagai cara, taktik, strategi dilakukannya demi masa depan Indonesia yang maju. Tidak peduli siapapun musah politiknya, bahkan "setan genderuwu pun" siap dihadapi oleh si tukang kayu Jokowi dari kota Solo ini.

Sungguh, hanya mental serta sikap dan semangat "membajaklah" yang mampu mewujudkan negeri ini menjadi maju dan sejajar dengan negara-negara lain. Membajak berarti tidak meninggalkan dasar pijakn nan jati dirinya, dan selalu ada jalan ketika seluruh lingkungannya berada dalam krisis yang menyengsarakan. Kalau tidak percaya, datang dan lihatlah bagaimana para petani-petani tradisional bertahan hanya dengan terus dan terus saja membajak.

Perhatikan lahan pertanian yang membutuhkan sentuhan bajak dengan tenaga kerbau, karena tidak bisa dijangkau dengan mesin traktor misalnya. Hendak menjelaskan bahwa ketika situasi sulit, terpuruk perjuangan untuk terus mengolah lahan harus dilakun tersu menerus tanpa lelah dan tanpa batas hingga situasi kembali menjadi normal kembali.

Tidak sulit memahami semua pesan-pesan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, bahkan setelah pidato kenegaraannya di depan Sidang Tahunan MPR itu, lalu disiang hari ketika menyampaikan nota RAPBN tahun 2021. 

Melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 yang disampaikan di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat, nampak sejumlah indikator yang hendak dicapai oleh pemerintah. 

Disana ada optmisme yang sangat kuat. Paling tidak dengan sejumlah asumsi yang diletakkan oleh pemerintah untuk dikerjakan antara lain adalah pertumbuhan ekonomi ditargetkan di angka 4,5%. Memang agak ambisius tetapi apapun angkanya harus ada sebagai acuan semua perjuangan yang akan dilakukan mulai sekarang.

Mari kita membajak bersama, membajak momentum krisis bersama dengan seluruh rakyat, Indonesia bisa menjadi Indonesia maju!

Dirgahayu RI-75, Merdeka !

Yupiter Gulo, 17 Agustus 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun