Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumber Konflik itu tentang Apa yang Benar, Bukan Siapa yang Benar

7 Januari 2020   17:59 Diperbarui: 10 Januari 2020   06:26 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnbc.com
cnbc.com
Mari melihat  dunia lain, dunia perpolitikan misalnya. Dalam kasus pemakzulan Presiden USA Donald Trump oleh DPR USA, dimana Partai Demokrat mengklaim kalau mereka yang benar bahwa Trump melanggar konstitusi AS. Dan tidak akan lama lagi nanti, akan bergulir di arena Senat USA dan dipastikan akan diklaim oleh Partai Republik bahwa mereka benar, bahwa Donald Trump tidak bersalah dan dia benar.

Begitulah kisah kebenaran itu. Partai-partai politik selalu memiliki pendirian bahwa mereka harus benar. Seberapa sering sebuah partai politik menerima sikap pihak lain?

Bayangkan jika semua energi dan sumber daya  yang dicurahkan untuk membuktikan pihak lain salah -- dan kita benar -- disalurkan untuk memikirkan apa yang terbaik bagi apapun kehidupan rakyat. Dan yang lebih parah lagi adalah keharusan menjadi benar merupakan sebuah rintangan dalam pembelajaran dan pemahaman.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sikap keharusan menjadi benar akan menghambat pertumbuhan Anda, karena petumbuhan tidak akan terjadi tanpa mengubah, mengoreksi, dan mempertanyakan diri sendiri.

Oleh karenanya, jika Anda harus benar, Anda menempatkan diri sendiri dalam sebuah benteng tertutup. Tertapi begitu Anda merasakan hebatnya tidak harus benar, Anda akan merasa seperti berjalan melintasi sebuah padang terbuka, dimana cakrawala terbentang luas dan kaki Anda bebas melangkah kemana saja.

Sangat bisa dimengerti mengapa John Naisbit menempatkan Pola Pikir#4 nya dengan bunyi "betapa bahagianya bila Anda tidak selalu benar", karena itu tidak penting, yang penting adalah kebenaran itu adalah fakta dan bukan siapa yang mengemukakan kebenaran itu.

Yupiter Gulo, 7 Januari 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun