Isu tentang rencana ini sudah sangat terbuka bagi masyarakat, sehingga pihak keamanan pun sudah mempersiapkan pengamanan agar tidak terjadi kerusahan yang merusak Jakarta.
Kalau besok hari Rabu 22 Mei rombongan aksi yang kabarnya dipimpin langsung oleh Prabowo ke kantor KPU dan Bawaslu, sudah tidak ada lagi aktifitas disana karena pagi ini sudah selesai.
Artinya, aksi yang akan digelar besok dengan mengerahkan peserta demo dari berbagai kota seluruh Indonesia menjadi tidak ada artinya, tidak berguna dan tentu saja tidak menggigit terhadap pengumuman hasil rekap KPU.
Kalau demikian, isunya bukan lagi hasil rekapitulasi. Tetapi isunya adalah apakah setuju atau keberatan dengan hasil rekapitulasi yang sudah diumumkan?
Apapaun yang dilakukan oleh aksi 22 Mei besok tidak ada lagi gunanya sama sekali. Dan bisa jadi hanya akan mempermalukan diri sendiri akan ketidakrelaan menerima kekalahan dalam pertandingan Pilpres 2019.
Adapun penetapan presiden dan wakil presiden terpilih akan dilakukan tiga hari sesudah pengumuman hasil rekapitulasi ini guna memberikan kesempatan kepada pasangan calon atau partai politik yang mengajukan sengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Seandainya tidak ada gugatan selama tiga hari ke depan, maka KPU akan menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih.
Siapapun yang berada dalam posisi kubu Capres 02, baik Capres dan Cawapres maupun seluruh pendukung dengan suara sekitar 68 jutaan suara, pasti informasi hasil rekapitulasi nasional ini akan sangat menyakitkan, dan bisa saja ada putus asa dan frustrasi. Karena hasil perjuangan mati-matian selama beberapa tahun pupus sudah sampai disini.
Bahwa ada kecurangan pada penetapan hasil rekapitulasi, harus digugat segera dan kalau terbukti harus diperbaiki. Semoga ini juga menjadi peluang terakhir untuk memenangkan Prabowo menjadi RI-1 5 tahun kedepan.