Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Manusia Mengklaim "Lebih Tuhan daripada Tuhan"

26 April 2019   09:37 Diperbarui: 26 April 2019   17:47 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 I. Lebih Tuhan daripada Tuhan

Mungkinkah ada orang yang mengklaim bahwa dirinya jauh lebih Tuhan daripada Tuhan sendiri?. Saya yakin tidak akan ada yang mau mengakuinya, bahkan saya-pun tidak! Tapi, betulkah Anda tidak pernah merasa lebih Tuhan dari Tuhan!?

Pertanyaan yang agak "konyol" ini menjadi viral sejak salah satu Calon Presiden dalam sebuah seri Debat Capres 2019, mengklaim bahwa dia lebih TNI daripada TNI. Lalu, ungkapan itu menjadi viral dimana-mana, tidak saja di sosial media, tetapi juga dia berbagai acara talk  show.

Plesetan pun menjadi marak dimana-mana. Misalnya : "apakah Anda lebih Indonesia dari Indonesia", "apakah Anda lebih Presiden daripada Presiden", dan seterusnya. Dinamika lebih fun dan mengundang senyum dan tawa. Sebuah cara untuk menghibur diri, karena sesungguhnya pesannya sangat sederhana tetapi tepat adanya.

Ungkapan yang nampaknya sangat spontanitas itu, sesungguhnya menggambarkan sebagai besar dari karakter dasar kita sebagai manusia dalam menjalani dan mengisi hidup dengan berbagai dinamika pergumulan dan tantangan yang ada.

Tanpa disadari, kita sering merasa paling hebat dalam hidup ini. Dan itu wajar saja, sebagai bagian dari cara setiap orang untuk memelihara stamina dan semangat agar mencapai dan mewujudkan berbagai mimpi yang dimiliki. Tentu saja akan menjadi persoalan tersendiri ketika perasaan paling hebat itu terlalu berlebihan. Bahkan bisa menjadi gangguan psikis.

Pun terhadap Tuhan sendiri. Kita sering mengklaim bahwa kita lebih hebat dari Tuhan, sebagai ekspresi tentang kerja keras yang dilakukan, dengan berbagai perjuangan yang seakan-akan hanya mengandalkan diri sendiri dan Tuhan tidak terlibat.

II.  Tuhan adalah Tuhan, dan Anda Bukan!

Pergulatan tentang bagaimana manusia terus berjuang menjaga dan memelihara kelanjutan hidup dan kehidupannya serta bagaimana peran Tuhan didalam setiap jengkal usaha dan perjuangan manusia, merupakan pergumulan dari dua orang penulis yang sudah menghasilkan 50 buah buku.

Kedua orang keren ini adalah Bruce Bickel, yang merupakan seorang ahli hukum bersama dengan Stan Jantz, yang memiliki profesi sebagai seorang konsultan pemasaran yang merupakan pasangan yang sangat kuat untuk menulis buku.

Keduanya bukan teolog yang berkecimpung tentang ilmu teologia, namun rasa ingin tahu dan pergumulan mereka bagaimana manusia mengelola diri sendiri, semacam Manajemen Pengembangan Diri, sesungguhnya menjadi semangat atau keinginan mereka berdua mengabarkan kebenaran Illahi untuk mendorong orang menjalani hidup yang bermakna dan berarti bersama Tuhan Allah.

Salah satu buku yang mereka hasilkan berjudul God is in The Hard Stuff, atau terjemahan bebasnya adalah "Tuhan ada dalam perkara-perkara Sulit", yang menjelaskan refleksi pribadi dan pengalaman mereka memahami bagaimana campur tangan Tuhan didalam hidup manusia.

Dan mereka berdua sampai pada kristalisasi perenungan yang nampaknya memberikan semangat dan keteguhan iman bagi siapa aja yang percaya, bahwa Allah ada dan memahami seluruhnya tentang hidup, bahkan semua persoalan Anda:

Ia tahu...saat keadaan anda dalam suasana tenang
Ia tahu...saat anda dalam kekurangan dan kekhawatiran
Ia tahu...saat semua harapan hilang
Allah mengasihi anda dalam situasi apapun:
Ketika mengalami kesulitan finansial
Ketika dokter menyampaikan kabar buruk
Ketika orang yang dikasihi meninggal
Ketika hari-hari susah dan melelahkan

Tuhan Allah memberi semangat dan menuntun Anda melewati kesulitan kecil hingga kekacauan besar didalam hidup yang dialami. Dan didalam situasi apapun dan kesulitan serta pergumulan apapun, Ia sangat Illahi akan menunjukkan kasih-Nya!

Lebih dalam lagi refleksi sekaligus menegaskan bahwa Tuhan adalah Tuhan dan anda bukan Tuhan.

Persamaan non-kontroversial dari akibat wajar atas hal itu adalah :

  • Tuhan mengetahui lebih banyak daripada yang anda ketahui.
  • Tuhan lebih banyak tahu tentang diri anda daripada anda ketahui atas diri sendiri.
  • Tuhan tahu sifat bawaan anda yang harus dikembangkan dalam hidup anda. Sudahkah anda mencapainya?

Pemahaman ini menjadi sangat penting dan mendasar, untuk menyadarkan manusia agar tidak lagi merasa lebih Tuhan daripada Tuhan sendiri, yang berimplikasi bahwa sesungguhnya dirinya sendiri diakuinya sebagai Tuhan. Ini fatal dan berbahaya, karena sikap yang akan diambil adalah otoritas Tuhan diambilnya untuk mengelola hidupnya sendiri. Karena dia merasa tuhan atas dirinya sendiri.

III. Manajemen Pengembangan Diri, MPD

Implikasi mendalam tentang refleksi ini menuntun setiap orang untuk mengalami perubahan dan peningkatan diri sendiri agar tidak mengalami tekanan-tekanan yang tidak berguna hanya karena mengklaim dirinya adalah "Tuhan atas dirinya sendiri", sementara Tuhan yang sesungguhnya tidak dilibatkan karena tidak mengakuinya, barangkali.

Munculnya sikap merasa lebih tuhan daripada Tuhan sendiri merupakan konsekuensi logis dari sikap manusia yang ambisius dalam segala hal, sehingga terlena dengan hidup nyaman dan tujuan ingin menjadi kaya. Inilah yang harus dilatih dan dikelola dalam konteks Manajemen Pengembangan Diri agar diri ini memiliki sifat yang benar :

  1. Kita ingin menunjukkan murah hati - yang mengimplikasikan bahwa kita harus mempunyai kekayaan sehingga kita dapat memberi kepada orang lain.
  2. Kita akan mengembangkan rasa rendah hati - yang berarti kita harus lebih dahulu mendapatkan sesuatu yang besar untuk bisa merasa rendah hati.
  3. Kita ingin dilihat bersyukur - yang memberi kesan bahwa Tuhan, telah begitu baik kepada kita sehingga kita dapat membalas dengan penghargaan.
  4. Kita ingin terlihat mempunyai kepuasan - yang menandakan bahwa kita diberi kemudahan.

Itu sifat bawaan manusia normal, namun bagaimana jika Tuhan menyatakan bahwa kita perlu meningkatkan sifat bawaan yang berbeda? Bagaimana bahwa Tuhan siap membimbing kita untuk mencapainya melalui keharusan memperjuangkannya bahkan harus melalui penderitaan?

Karena sesungguhnya Dia mengetahui sifat-sifat baik yang kita sudah dapatkan sebagai karunia dari-Nya, yaitu:

  1. Kesabaran. Tidak mengeluh ataupun menggerutu tetapi terus berusaha mencari solusi terbaik.
  2. Ketekunan. Sejalan dengan berusaha mencari solusi, tidak menyalahkan nasib yang jelek.
  3. Memaafkan. Dalam kesabaran dan ketekunan menghadapi sesama yang tidak menolong bahkan mempersulit dan mungkin memberikan perlakuan tidak baik, kita siap memaafkan dengan tulus.
  4. Integritas. Memegang teguh prinsip-prinsip moral, integritas sebagai risiko hidup memegang etika.
  5. Kejujuran. Tantangan untuk jujur dalam keadaan sulit, menunjukkan kekuatan sifat bawaan murni yang mulia.

Jika kita mengetahui apa yang terbaik untuk kita, maka kita dapat mengatur hidup kita dan pandai memilih apa yang terbaik di mata Tuhan, dan biasanya terbukti karakter yang baik terbentuk karena berhasil melalui masa hidup yang sulit.

  • andaikata anda dapat mengetahui kehendak Allah dalam hidup anda -- dari permulaan sampai akhir;
  • andaikata anda mengetahui sekolah apa yang anda harus masuki; pekerjaan apa yang terbaik anda dapat memilihnya;
  • andaikata kita memilih pasangan hidup yang paling cocok yang kita nikahi

Kemudian, Apakah hidup anda akan lebih mudah? Belum tentu! Bahkan mengetahui lebih dahulu secara detail apa yang Tuhan mau, membuat anda malah takut melangkah dalam hidup anda!

IV. Jangan Menjadi Tuhan

Seandainya anda dapat mengetahui semua rencana Tuhan untuk anda, gambaran masa depan anda mungkin sekali akan sangat menakutkan. Akibatnya anda akan lupa bahwa Tuhan berkenan nenyiapkan keadaan yang luar biasa, karena sesungguhnya Tuhan menghendaki anda agar anda mendapatkan lebih daripada yang semua anda inginkan.

Itulah sesungguhnya salah satu masalah serius dari manusia itu. Ketika dia mau mengambil posisi dan peran dari Tuhan sendiri, yang maha mengetahui segala sesuatu bagi masa lalu, masa kini dan masa depan.

Betul sekali bahwa kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami dinamika dan kemajuan yang luar biasa, sehingga peradaban umat manusia terus berkembang dan maju, tetapi itu bukan alasan bagi manusia untuk mengklaim bahwa lebih Tuhan dari Tuhan sendiri.

Dalam buku mereka, Bruce dan Stan mencatat doa yang sangat tulus dan menguatkan yaitu :

"Doa kami untuk anda agar anda mau mempercayakan perkara-perkara sulit didalam hidup anda kepada Tuhan, dan agar Dia dapat memperlihatkan kemualianNya kepada anda dengan cara-cara yang nyata dalam menguatkan diri anda" - Bruce dan Stan

Catatan : Material tulisan refleksi ini dibuat dan dikirim oleh sahabat baik saya, Ludwig Suparmo, Seorang Senior Trainer: Crisis, Issue & Risk Management; applying in life Management Personal Development - MPD

YupG, 26 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun