Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Natal adalah "Kado", Jangan Dibuka Sebelum Waktunya

15 Desember 2018   21:38 Diperbarui: 25 Desember 2018   17:13 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com

"Merayakan Natal di Minggu Advent, bagaikan membuka kado HUT sebelum harinya"

Kutipan diatas merupakan status seorang sahabat yang baik, Ibu Pdt Sonia Parera-Hummel di laman facebook-nya, yang sangat sederhana tetapi maknanya sangat mendasar, dan sekaligus menjawab banyak pertanyaan umat Kristiani tentang perayaan natal yang secara rutin menjadi ritual tahunan yang dinantikan dan dirayakan dan dinikmati secara universal oleh semua umat di dunia ini.

Ungkapan "Merayakan Natal diminggu Advent bagaikan membuka kado Hari Ulang Tahun sebelum waktunya", memberikan pesan dan jawaban sekaligus peringatan kepada umat kristiani terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terus berulang, yaitu bolehkah merayakan natal sebelum tanggal 25 Desember?

Bolehkah mengucapkan selamat natal sebelum hari Natal? Lalu, kapan sebenarnya Natal itu di rayakan dan diucapkan selamat natal itu?

Pesan dari status diatas dapat dijelaskan dengan sejumlah poin penting untuk memberikan alasan kuat bagi yang hendak mengisi perayaan natal ini dengan baik dan benar, serta memberikan makna yang hakiki dan mambawa perubahan yang lebih baik memasuki tahun baru di 2019, serta kehidupan selanjutnya.

1. Natal adalah hadiah atau kado

Natal itu merupakan hadiah atau kado yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada manusia di bumi ini, dalam bentuk diri seorang Yesus Kristus, putra tunggal dari Allah Bapak dari Surga untuk menyelamatkan umat manusia yang sudah jatuh di dalam lembah kekelaman dan dosa yang tidak bisa diatasi sendiri oleh si manusia.

Umat manusia sudah terlalu jauh menyimpang dari jalan Tuhan, dan mengikuti kehendak, kemauan dan jalannya sendiri sebagai manusia, yang semuanya adalah dosa dan dosa yang dari hari ke hari semakin berat dan dalam. Mamusia tidak mampu membebaskan diri dari cengkeraman dosa dan maut yang mematikan itu.

Satu-satunya jalan adalah Tuhan mengutus anakNya lahir di dunia ini dalam wujud manusia dan memiliki misi penyelamatan umat manusia agar tidak binasa bagi yang menerima dan mempercayainya akan diselamatkan.

Mengapa menjadi hadiah atau kado kelahiran Yersus Kristus ini? Ya, karena Tuhan memberikan dalam bentuk Anugerah Keselamatan tanpa manusia harus membayar apapun tentang ini. Yang dituntut dari manusia adalah yakin dan percaya serta menerima "kehadiranNYA" itu sebagai kado.

2. Natal itu sebuah Peringatan

Sesungguhnya Natal itu sebuah tanda waktu kelahiran, hal yang sama dimiliki oleh semua orang yang lahir di dunia yang fana ini. Dan dengan demikian, setiap orang cenderung mengingat tanggal kelahiran ini, yang pada umumnya dalam bentuk memperingati dan merayakannya sesuai kebutuhan.

Bagi setiap orang, memasuki tanggal kelahiran akan memberikan makna yang baik sehingga perlu mengambil waktu untuk berdoa, bersyukur, bergembira dan bersukacita karena dimampukan melampau sebuah jarak waktu dan kesempatan untuk memasuki jarak waktu berikutnya.

Natal diperingati sebagai tanda bahwa Yesus Kristus lahir pada tanggal 25 Desember dan mengingatkan umat manusia akan misi kelahiranNYA di bumi ini yaitu penyelamatan manusia dari dosa-dosanya. Dengan demikian, lalu Natal menjadi pengingat bagi umat kristiani, apakah benar-benar sudah diselamatkan dan/atau terselamatkan kehidupannya dari kubangan dosa?

Bila masih merasa belum, kemudian Natal menjadi pengingat untuk bersegeralah bertobat dan kembali ke jalan yang benar, dengan cara menerima kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat hidupnya.

Tentu saja agak sangat aneh, kalau Natal dirayakan bukan tanggal 25 Desember. Bayangkan kalau Anda lahir tanggal 20 Novermber, kemudian teman-temanmu akan datang kepadamu dan membawa segala macam kebutuhan untuk merayakan ulang tahun Anda pada tanggal 5 November misalnya. Saya yakin, Anda pasti akan menolaknya dan mengingatkan mereka bahwa tanggal 5 November itu bukan hari ulang tahun saya. Atau misalnya diadakan tanggal 30 November, Anda pasti mengatakan bahwa itu sudah lewat dan tidak perlu lagi dirayakan, tunggu tahun depan saja.

Nampaknya, secara substantif, demikian juga dengan peringatan kelahiran Yesus Kristus yang diadakan sebelum atau sesudah tanggal 25 Desember itu. Sesungguhnya, yang dilakukan bukan lagi perayaan Natal namanya, karena Natal hanya terjadi pada satu titik tanggal saja.

3. Ada masa penantian atau persiapan yang disebut Adventus

Salah satu alasan mengapa Natal harus dirayakan pada tanggal 25 Desember, karena Natal itu tidak mendadak munculnya, tetapi ada masa persiapan ataupun masa penantian. Disebut sebagai Adven, yang hampir semua orang kristiani memahami dan mengenal makna dari Adven ini. Bahkan sudah dianggap rutin pula setiap tahun, paling tidak 4 minggu sebelum tanggal natal itu sendiri. Saking rutinnya masa adventus, lalu umumnya orang lupa mengisi masa ini sungguh sungguh sebagai sebuah penantian yang bermakna mendalam dan hakiki bagi kehidupannya.

Adven difahami sebagai satu masa, biasanya 4 minggu bertururt-turut, sebelum hari Natal tiba pada tanggal 25 Desember, yaitu masa penantian kedatangan, kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini. Adventus diartikan sebagai kedatangan.

Kualitas Natal sangat ditentukan oleh kualitas masa penantian kedatangan ini. Makasudnya adalah setiap minggu harus disini dengan tahapan-tahapan penghayatan akan keberadaan umat manusia yang penuh dengan dosa dan salah dihadapan Tuhan. Menghayati semua pergumulan kehidupan, kemudian menjadi terbebas dari kekangan dosa ketika Natal tiba. Ibarat orang yang lepas dari penjara sehingga disana ada keceriaan dan sukacita.

4. Selamat Natal itu tanggal 25 Desember.

Memang menjadi risih dan agak kurang pas ketika mengucapkan Selamat Natal sebelum tanggal 25 Desember. Apalagi kalau disampaikan tanggal 1 Desember, tentu suasana kebatinan dan psikologis serta spiritualnya tentu tidak dapat tempat yang hakiki.

Inilah yang menjadi polemik ditengah-tengah umat kristiasni sendiri. Terutama ketika banyak komunitas gerejawi, kemudian merayakan Natal rame-rame sebelum tanggal 25 Desember itu. Pertanyaan sederhana, kan begini, "lalu kapan Anda menuntaskan masa adven, penantian dan persiapan kedatangan Yesus itu?".

Kendati sudah banyak yang maklum tentang ini, tetapi tetap saja dilakukan setiap tahun. Yang terjadi adalah makna natal, hakikat natal kehilangan jiwa dan aura yang benar, dan peristiwannya menurunkan makna substantif dari natal itu sendiri. Konsekuensi selanjutnya adalah mempengaruhi kualitas keimanan umat menjalani dan mengisi hari-hari selanjutnya. Sangat mungkin, Natal tidak membawa perubahan yang berarti dan penting dalam hidupnya. Ini tentu tidak diinginkan, karena hanya kesia-siaan saja.

Makna Masa Penantian, Adventus!

Bila dicermati dengan baik, nampak ada kecenderungan yang kuat semakin ter-degradasinya makna spiritual dari Natal ini dari tahun ke tahun. Bahkan Desember setiap tahun yang sudah identik dengan bulannnya Natal, telah dikreasi dan dikembangkan sedemikian rupa menjadi "ajang bisnis komersial yang sangat dahsyat".

Tak bisa dipungkiri dan dihindari dominasi kepentingan bisnis dalam perayaan natal telah menjadi faktor utama yang mereduksi makna spiritual Natal. Para Pendeta dan Teolog terlambat memberikan arahan yang benar terhadap perilaku publik agar Natal tetap terjaga secara hakiki.

Bagi saya, menghayati persiapan kedatangan kelaihiran Yesus melalui masa-masa atau minggu-minggu Adven sungguh menyenangkan. Karena umat disadar-ingatkan kembali tentang kehidupan yang tidak selalu se-rel dengan Kehendak Illahi, Sang Pencipta Alam Semesta ini. Dan menolong umat untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri.

Banyak umat yang tidak memiliki pemahaman minimal tentang masa penantian kedatangan Yesus itu, yang dilambangkan oleh Kran Adventus, lilin-lilin yang menyala dan warna-warna yang menyolok untuk mengingatkan makna penting.

Minggu Adven-1, Hope - Harapan

Pada minggu pertama adven ini sangat penting sebagai pembuka masa menjelang Natal, dan sebagai tanda telah dimulainya tahun baru gereja di seluruh dunia. Mengapa ini menjadi penting, dan ditandai dengan menyalanya sebuah lilin berwana ungu, sebagai penanda bahwa manusia masih memiliki HARAPAN.

Harapan akan keselamatan yang dijanjikan oleh para nabi-nabi sebelumnya, itu sebabnya sering dikatakan lilin para nabi sebagai pengingat kuat bagi umat tentang nubuatan para nabi jauh sebelum kelahiran Yesus. Di dalam surat Roma tertulis sebuah ayat pengingat demikian

Dan selanjutnya kata Yesaya: "Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan." Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan

Minggu Adven-2, Love - Kasih

Simbol pada minggu adven kedua adalah love, kasih, cinta dan semua kesetiaan yang harus dimiliki seperti yang Tuhan janjikan bagi umat manusia. Dan karenanya lilin warna ungu yang keduapun dinyalakan.

Ini menjadi penting, ketika harapan yang kuat menguasai jiwa ini, maka setiap orang menjadi memiliki kekuatan dan nyawa untuk hidup. Hanya orang yang memiliki harapanlah yang memiliki kehidupan. Minggu adven-1 telah dibangun kesadaran tentang harapan itu. Dan kesetiaan dan cinta serta kasih hanya mungkin akan terejawantahkan apabila Anda telah memiliki harapan kehidupan.

Kemudian menjadi sesuatu yang dituntut dari umat untuk diwajibkan menyiapkan hati dan cinta demi menyambut kedatangan Kristus. Kelahiran Yesus merupakan wujud kasih Allah Bapak dari Surga, dan karenanya manusia diingatkan juga untuk menyambutnya dengan penuh kasih dan kesetiaan. Dia lahir tanpa cacat, cela dan noda serta murni, maka manusia juga harus menyambutnya dengan penuh kesucian dihadapan Allah. Dalam Injil Lukas menuliskannya antara lain :

Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Minggu Adven-3, Joy - Sukacita

Sesungguhnya Natal itu bukan kesedihan dan dukacita tetapi penuh dengan keceriaan, kegembiraan dan sukacita bagi setiap umat manusia karena Jurus Selamat akan segera datang dan lahir untuk menyelamatkan dunia ini dari kubangan kehancuran dan dosa.

Simbol sukacita ini ditandai dengan menyalanya lilin ketiga, sehingga disana ada dua lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah jambu sebagai perlambang kegembiraan yang melimpah dari umat yang diberkati oleh Allah.

Dalam tradisi gereja sering disebut lilin ketiga ini sebagai lilinnya para gembala sebagai perlambang bahwa berita pertama kelahiran Yesus itu pertama kali diberitahukan kepada gembala, yang sekaligus memberikan makna kehidupan manusia yang penuh dengan kerendahan hati.

Minggu Adven-4, Peace - Damai

Minggu adven keempat, minggu terakhir penantian disebut sebagai minggu perdamaian, peace, damai dan ditandai dengan terdapatnya tiga batang lilin yang berwarna ungu dan satu yang berwarna merah jambu.

Tuhan menyatakan kebesaran dan kemuliaanNYA ditengah-tengah manusia yang akan ditebus melalui kehadiran AnakNya di dunia ini. Itu sebabnya, lilin keempat ini sering disebut sebagai lilinnya para malaikat sebagai simbol keceriaan dan kebahagiaan karena akan lahirnya Yesus jurus selamat bagi dunia. Kedatangan malaikat selalu menyimbolkan kecermelangan suasana, kecerahan, putih bersinar dimana-mana yang menunjukkan bahwa Tuhan Allah dalam diri Yesus ini adalah besar, mulia, agung dan penuh damai sejahtera sebagai implikasi dari tujuan akhir hidup yang ditawarkan oleh Tuhan itu.

Di dalam salah satu surat Injil, di narasikan dengan ungkapan yang berbunyi demikian "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya"

Merayakan dan Membuka Kado Natal

Apabila setiap umat menjalani, menjelajahi dan mengeplorasi masa-masa penantian kedatangan selama 4 mingu adven, maka puncat dari penantian itu akan tiba saatnya. Kedatangan Sang Juru Selamat Dunia itu akan datang, dalam diri kelahiran Yesus Kristus.

Nubuatan para nabi, pesan-pesan Sang Ilahi melalui para RasulNya sungguh-sungguh menjadi kenyataan kendati sisi kemanuisaan para manusia menghadirkan kekuatiran dan ketidakpercayaan mereka akan berita yang baik itu. Betulkah Sang Mesias sudah lahir kebumi dalam wujud manusia?

Ini pertanyaan yang sangat manusiawi, yang sering menjadi hambatan mengalami kasih karunia dalam hidup ini. Namun, hanya mereka yang sungguh-sungguh memiliki iman yang teguhlah yang mampu merasakan dan mengalami kehadiran janji Allah itu.

Betul, dan memang benar, Mesias telah lahir. Demikianlah yang pertama diberi kabar oleh Allah kepada para gembala waktu itu. Dan para gembala, orang-orang yang sangat sederhanalah yang memiliki hak untuk menyampaikan kabar gembira itu ke seluruh manusia, keseluruh penjuru bumi dan dunia. Mereka mengumandangkan bahwa Yesus sudah lahir.

Itulah yang menjadi dasar bagi kita saat ini merayakan Natal dan membuka hadiah dan kdo natal itu pada tanggal 25 Desember. Bukan sebelum dan juga bukan sesudah tanggal 25 Desember.

3 Dimensi Natal : Menemukan Makna Natal

Harusnya tidaklah terlalu sulit memahami dan memberikan arti dan makna Natal itu. Harusnya setiap umat bisa bereflkesi tentangnya sesuai dengan pengalaman hidup dan perjumpaan spiritual yang dialami dari hari ke sehari.

Namun begitu, paling tidak makna natal ini dapat ditelaah dan renungkan dari tiga sisi atau 3 dimensi waktu, yaitu waktu dulu/yang lalu, waktu sekarang, dan waktu kedepan.

Pertama, Dimensi Masa Lalu.

Dicatat bahwa 2000 tahun silam dirayakan Natal saat pertama kedatangan Yesus untuk pertama kali di sebuah kota yang disebut Betlehem itu. Sebuah peristiwa yang terjadi sebagai pemenuhan nubuatan dan janji Sang Allah kepada manusia tentang kedatangan Sang Juru Selamat.

Dimaknai sebagai dasar yang kuat bagi keyakinan dan iman percaya umat hingga sekarang dan selamanya.

Kedua, Dimensi Masa Sekarang.

Dimensi waktu kini dan disini, menjadi sangat relevan bagi umat zaman sekarang ketika merayakan Natal dan membuka kado natal itu. Maknanya bukan lagi menunggu kedatangan Yesus untuk lahir seperti 2000 taon silam. Tetapi merayakan natal sekarang ini berarti mengamini dan meyakini bahwa Tuhan dalam diri Yesus Kristus hadir bersama kita saat ini.

Yesus selalu menyertai dan bersama setiap umat yang mempercayainya dalam setiap langkahnya, dalam setiap tarikan nafasnya, dalam setiap pergumulannya, dalam setiap kesulitan maupun sukacitanya.

Saat umantnya berdoa, saat kita mengikuti ibadah dalam gereja maupun dalam persekutuan persekutuan Yesus hadir bersama kita. Memperingati dan merayakan Natal berarti mengokohkan makna tentang kehadiran Yesus disepanjang perjalanan hidup yang dijalani setahun yang akan datang.

Bila ini yang dimiliki oleh setiap umat, maka hidup menjadi penuh makna, walaupun berjalan dalam berbagai hambatan, pergumulan dan kesulitan. Pun dalam kegembiraan, keberhasilan.

Ketiga, Dimensi Masa Depan.

Natal akan terus berulang dari tahun ketahun, dan setiap umat dari generasi ke generasi juga akan terus merayakan dan memperingatinya.

Sampai kapan? Sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, sesuai janjinya didalam Kitab Suci.

Ketika merayakan Natal, maka perspektif iman dari setiap umat kristiani harus diarahkan pada janji kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Ini menjadi sangat mendasar dan penting sebagai hakekat iman orang percaya. Yaitu bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali, juga dalam rangka menyelamatkan umat manusia, tetapi Dia akan datang sebagai hakim, yang menghakimi yang hidup dan yang mati.

Diyakini dan diimani, anak-anak manusia akan dipilah meniadi dua yaitu yang masuk ke surga dan yang masuk ke neraka.

Natal dalam pemahaman masa depan berarti menyiapkan umat, memperingati umat bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali tidak ada satupun yang tahu kapan waktu. Yang harus dilakukan oleh setiap orang adalah mempersiapkan diri, ya bersiap siap.  Sebab, Anda siap atau tidak siap, Tuhan Yesus pasti datang !

Selamat mamasuki, menjalani dan merenungi minggu adven ke-3, minggu Joy - Sukacita !

Yupiter Gulo, 18 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun