Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lupakan Kepuasan Kerja, Fokus pada "Employee Engagement"

26 November 2018   16:50 Diperbarui: 28 Desember 2020   01:21 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (THINKSTOCK.COM) | Kompas.com

Ilmu, teori-teori serta praktik-praktik human resources management berubah dan berkembang sangat dinamis. Perubahan ini tidak bisa dihindari sebagai akibat dari perubahan teknologi yang dialami oleh perusahaan, organisasi ataupun manufaktur dan industri jasa.

Perubahan tekonologi dalam segala aspek telah memaksakan pola dan perilaku kerja berubah secara drastis. Dengan demikian, persoalan-pesoalan yang muncul pun menjadi berubah, tidak saja bentuk masalah yang muncul tetapi juga dalam mengelola masalah itu sendiri.

Kemajaun teknologi informasi dan multimedia telah mengubah habis-habisan praktik-praktik manajemen sumber daya manusia. Ini sangat didominasi ketika informasi itu bisa diakses oleh hampir semua orang tentang berbagai sumber-sumber human resources yang dibutuhkan oleh suatu peruhaan. 

Bahkan pusat pusat tanggungjawab pengelolaan sumber daya manusia tidak lagi hanya pada Kepala HRD, tetapi juga pada semua unit departemen dalam perusahaan.

Sejumlah konsep penting dalam mengendalikan tenaga kerja juga berubah secara ekstrim, bahkan konsep-konsep yang selama ini berada dikawasan Ilmu Psikologis, menjadi konsep penting dalam ranah manajemen sumber daya manusia saat ini.

Salah satu yang menarik adalah konsep Job Satisfaction versus Job Engagement. Yang sering sekali keliru dipahami oleh banyak orang, dan tidak bisa memetakan mana yang lebih utama dari keduanya, apakah Kepusaan Kerjakah yang lebih penting atau Keterikatan Kerja.

Dalam hampir semua literature manajamen sumber daya manusia, konsep tentang kepuasan kerja secara sederhana dapat dipahami sebagai sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya oleh seseorang karyawan.

Dengan demikian, kepuasan kerja itu sangat individual sifatnya yang dimiliki dan dirasakan oleh setiap orang. Dan dengan demikian, maka kepuasan kerja juga bisa saja berbeda antara karyawsan dalam suatu perusahaan. Derajat kepuasan kerjanya berebeda tingkatan maupun kedalaman.

Yang penting dalam kepuasan kerja itu lebih in-ward looking bagi setiap orang, tanpa harus peduli dan bertanggungjawab kepada organisasi secara keseluruhan.

Sementara itu, employee engagement dapat dipahami sebagai keterikatan karyawan atau anggota perusahaan dengan organisasi itu sendiri dan bukan sekedar keterikatan fisik, kognitif tetapi juga bahkan keterikatan secara emosional dalam hal kinerjanya.

Jadi keterikatan karyawan berbicara tentang bagaimana seorang karyawan melakukan pekerjaannya secara extra-ordinary, bukan ysng biasa-biasa saja, tetapi melakukannnya dengan sungguh-sungguh luar biasa. Dengan pertimbangan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan organisasi perusahaan sekarang dan masa yang akan datang.

Artinya, bahwa ketika seorang karyawan memiliki engagement yang tinggi pada dasarnya dia telah mencapai kepuasan yang luar biasa.

Disebut luar biasa karena di atas kepentingan pribadinya, yaitu kepentingan organisasi yang diutamakan. Memikirkan keberhasilan sendiri itu hanya menjadi arena kepuasan kerja, tetapi memikirkan dan memperjuangkan keberhasilan perusahaan itulah job engagement. Inilah makna keterikatan karyawan dengan perusahaan, yakni adanya komitmen bersama antara perusahaan dengan karyawan.

Mengelola job engagement berarti perusahaan berusaha untuk mengelola potensi karyawannya secara maksimal agar si karyawann dapat mencapai performance setinggi-tingginya dalam bekerja. Targetnya adalah high performance employee oriented. Sesuatu yang semua perusahaan inginkan terjadi dalam operasional bisnisnya.

Dengan demikian, organisasi yang berhasil adalah organisasi yang memfokuskan pada pengelolaan employee engagement dan bukan lagi pada job satisfaction. Maka strategi yang harus terus dikembangkan adalah kepemimpinan yang mampu meningkatkan employee engagement.

Sebetulnya, tidak terlalu sulit untuk terus mengembangkan agar karyawan memiliki keterikatan dengan organisasi. Paling tidak ada tujuh hal utama yang bisa menjadi pendorong kunci agar karyawan memiliki keterikatan dalam perusahaannya, yaitu:

  1. Persepsi karyawan tentang pentingnya pekerjaan itu bagi kehidupan mereka
  2. Harus ada kejelasan yang tuntas bagi si karyawan akan harapan yang bisa diraih melalui pekerjaan yang dilakukan.
  3. Adanya kejelasan career path bagi semua karyawan, sehingga tahu dia harus mulai dari posisi mana dan berakhir pada posisi yang mana.
  4. Terbangunnnya komunikasi yang saling melengkapi dengan dialog yang memungkinkan adanya alur feedback yang sangat dibutuhkan oleh karyawan dan atasannya.
  5. Kualitas relationship antara semua orang dalam perusahaan harus berkualitas.
  6. Budaya organisasi yang kuat akan menolong karyawan untuk membangun dan memiliki persepsi yang sama tentang sejumlah nilai, moral bahkan etos kerja dalam perusahaan.
  7. Membangun keterbukaan yang elegan bagi semua orang yang ada dalam organisasi.

Dengan 7 buah kunci utama di atas, maka mengutamakan employee engegament akan lebih efektif untuk mencapai high performance bagi perusahaan.

YupG, 26 November 20 18

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun