Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Warisan Itu yang Memiskinkan atau Menghidupkan?

1 November 2018   11:55 Diperbarui: 1 November 2018   19:36 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan akhirnya si pemuda ini jatuh miskin karena harta dan dan uangnya habis semua, dan semua temannya juga habis, bahkan tidak mau menjadi sahabatnya, meninggalkannya dalam kemiskinan yang dialaminya.

Melek Literasi Keuangan

Mungkin kisah si pemuda diatas agak ekstrim, tetapi sangat mungkin dihadapi oleh sejumlah orang. Ketidaksiapan menerima dan mengelola warisan besar. 

Sangat jelas bahwa si pemuda ini hanya meneruskan kebiasaan lamanya saja, yaitu menikmati kekayaan orangtuanya, tanpa memiliki pengalaman kesulitan mendapatkan materi atau uang.  Selama ini hidupnya hanya memakai dan menikmati fasilitas orangtuanya. 

Bahkan ketika orangtuanya tidak ada dan menjadi pewaris kekayaan besar, tidak juga menyadari bagaimana agar kekayaannya tidak habis begitu saja dengan sia-sia.

Saat ini dibutuhkan bahkan dituntut literasi tentang keuangan dan investai. Hanya mereka yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan praktis tentang pengelolaan keuangan, asset dan investasi yang mampu menikmati kehidupan yang lebih baik, hingga keturunannya.

Artinya, sebesar apapun harta yang dimiliki, dana yang tersedia dan asset yang berlimpah, bila tidak dikelola dengan benar, tepat maka semuanya akan habis dalam waktu yang sangat singkat. Harta kekayaan tanpa pengelolaan yang sungguh-sungguh, ibarat menampung air atau minyak ditangan, dia akan hilang seketika saja.

Memiliki literasi keuangan, investasi dan asset tidak harus bersekolah di jurusan bisnis segala. Cukup belajar secara praktis satu persatu pilihan instrument keuangan dan investasi. Pergi ke Bank misalnya, dan tanyakan berbagai produk jasa perbankan, plus dan minusnya, biayanya berapa dan hasilnya berapa. Dan bagaimana mekanismenya. Semuanya akan lancar saja dan mengikuti semua nasehat yang disediakan secara free of charge oleh setiap bank maupun lembaga keuangan.

Atau pergilah ke agent investasi di bursa efek, perusahaan sekuritas sangat banyak, dan Anda akan memperoleh pengetahuan gratis untuk bisa berinvestasi di Pasar Modal, dengan produk dan jasa yang menarik dan menantang. Disanapun akan memperoleh nasehat yang luar biasa hebat dan bahkan "cespleng" dan "tokcser" secara cuma-cuma.

Era digitalisani yang serba penggunaan aplikasi memberikan peluang dan jalan yang luas, lebar bahkan biaya sangat murah bagi setiap orang untuk literasi keuangan dan investasi dengan cepat. Persoalannya kembali kepada setiap orang apakah mau belajar atau tidak. Bukan seperti dalam contoh pemuda kaya raya diatas, yang bukan mau belajar bagaimana agar warisan ini bertumbuh, malah dia menghabiskannya dengan kesenangan yang sia sia belaka.

Warisan itu Bukan Hanya Uang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun