Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Pematung untuk Menghasilkan Mahakarya

10 September 2018   21:40 Diperbarui: 10 September 2018   21:45 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
yang-kung.blogspot.com

Perhatikan bagaimana seorang pematung bekerja. Lihat, ketika  pematung menciptakan  sebuah patung, yang dilakukannya adalah  harus terus memahat sebuah bongkahan batu besar tiada bentuk menjadi menjadi sebuah batu kecil.

Membuat sebuah patung dari bongkahan batu besar, pematung  tidak memukul pahatnya dengan palu hanya sekali, lalu tiba-tiba bagian yang tak diinginkan dari batu itu runtuh,  dan sebuah mahakarya yang indah tercipta. Tetapi yang terjadi adalah  si pematung terus memukul, memukul dan terus memukul batu itu dengan pahatannya, memahat bongkahan batu itu hingga terbentuk sesuai yang dimimpikannya. 

Apakah Anda faham berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang pematung memahat bongkahan batu menjadi sebuah mahakarya agungnya?

Yang jelas, membuat sebuah patung tidak ada yang instan, tidak ada cara sim salabim  lalu patung itu jadi. Semuanya membutuhkan dan melalui proses hingga mewujudkan mahakarya agung yang memiliki nilai tak terhingga.

Sesungguhnya, proses menciptakan dan membuat sebuah patung sebagai mahakarya agung sang pematung ini sama dengan kehidupan setiap manusia didunia ini.

Prinsip dasar yang harus dilalui dan tidak boleh dilanggar adalah bahwa yang bernilai tidak pernah terwujud dengan mudah dalam hidup ini. Anda harus terus berusaha dan mengejarnya, dan sedikit demi sedikit, hidup Anda akan menjadi karya agung dari anugerah Allah yang menciptakan Anda.

Prinsip dasar ini bukan main-main apalagi mempermainkan hidup. Perhatikan dan saksiskan dengan seksama apa yang ada disekitar dan lingkungan Anda. Lihat, bahwa sesungguhnya, fakta memperlihatkan, orang-orang hebat yang ada hingga kini adalah  hanya orang-orang biasa dengan tekad yang luar biasa. Orang-orang yang semula tidak bernilai, tetapi  perbedaan yang sangat menonjol adalah  mereka tidak tahu caranya menyerah. Mereka terus-menerus "memukul", "terus menerus memahat" hingga tercipta mahakarya agung bernilai luhur.

Bila direnungkan dan dicermati dengan tenang, maka dapat disimpulkan bahwa ada banyak hal yang menghalangi seseorang  dalam melaksanakan misi hidup kita. Selama bertahun-tahun, sangat mungkin seseorang  sering memperdebatkan apakah musuh terjahat kehisdupan itu  adalah penundaan atau keputusasaan. Apabiila si setan dan iblis tidak bisa membuat Anda menunda misi hidup Anda, maka dia akan mencoba untuk membuat Anda berhenti sama sekali.

Kalau demikian, kata kunci untuk menjadi seorang pematung yang professional adalah jangan berhenti memukul, jangan pernah bosan untuk memahat hingga terbentuk patung mimpimu. Terus memukul dan memahat artinya jangan pernah jemu-jemu untuk melakukannya. Dengan demikian si iblis dan setan tidak akan mampu menghalangi Anda menghasilkan sebuah patung bernilai.

Seroang nabi memberikan nasehat mendalam dengan berkata : "Janganlah  jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, Anda akan menuai, jika Anda tidak menjadi lemah"

Sebernanya nasehat ini menjadi obat dan nasehat yang sangat mujarab untuk melawan sikap putus asa, sikap cepat menyerah dan menuai kegagalan dan kekecewaan yang menyakitkan. Tidak bosen berbuat baik walaupun orang lain bosan menghadapi kebaikan Anda, teruslah berbuat baik. Jangan jemu-jemu untuk bersabar hingga orang lain akan capek dan bosen melihat kesabaran Anda tetaplah sabar karena diujung kesabaran , Anda akan menuai dan memanennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun