Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kunci Rahasia Menjadi Pribadi yang Berhasil

30 Agustus 2018   13:19 Diperbarui: 14 September 2018   08:30 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bakat versus Percaya Diri

Mencapai garis tujuan, mewujudkan mimpi dan cita-cita harus dijalani dengan penuh perjuangan, tekad-bulat, semangat dan antusiasme yang tidak pernah mati. Pribadi-pribadi yang tidak pernah lelah dan capek untuk terus berjalan menuju tujuan akhir.

Orang-orang yang gagal mencapai garis finish keberhasilan sering sekali menghakimi dirinya tentang kegagalan yang mereka alami. Misalnya, merasa tidak memiliki bakat atau talenta, atau tidak memiliki kemampuan. Sementara orang yang berhasil dianggap memiliki bakat sehingga menjadi pribadi yang berhasil.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan itu bukan ditentukan oleh bakat yang dimiliki seseorang, tetapi "tergantung pada tingkat kepercayaan diri yang dimiliki. Ya, self-confidense menjadi penentu keberhasilan seseorang.

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. 

Oleh James Neill memperkenalkan 4 unsur kepercayaan diri, yaitu Self-concept, Self-esteem, Self-efficacy dan Self-confidence.

Self-concept, bagaiman seseorang menyimpulkan dirinya secara keseluruhan, bagaimana melihat potret diri secara keseluruhan, bagaimana mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.

Self-esteem, sejauh mana seseorang punya perasaan positif terhadap dirinya sendiri,  sejauhmana punya sesuatu yang  dirasakan bernilai atau berharga dari dirinya, sejauh mana meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam dirinya.

Self-efficacy, sejauh mana seseorang punya keyakinan atas kapasitas yang dimiliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana meyakini kapasitas di bidangnya dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut denganspecific self-efficacy.

Self-confidence, sejauhmana seseorang punya keyakinan terhadap penilaiannya atas kemampuan sendiri dan sejauh mana bisa merasakan adanya "kepantasan" untuk berhasil. Self-confidence itu adalah kombinasi dari self-esteem dan self-efficacy

Oleh karenanya, maka musuh dari percaya diri adalah sikap keragu-raguan atau ragu-ragu. Ketika seseorang ragu dalam menjalan kegiatannya maka kemungkinan gagal sangat tinggi. Orang yang berhasil pada dasarnya adalah orang yang mampu mengelola keragu-raguannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun