Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karakteristik Pemimpin yang Bermoral, Pemimpin yang Berani

11 Juli 2018   20:14 Diperbarui: 12 Juli 2018   08:44 11254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.gladiatorguards.com/

Servant leadership merupakan kepemimpinan di mana pemimpin melampaui kepentingan diri sendiri untuk melayani kebutuhan yang lain, membantu orang lain untuk bertumbuh dan memberikan peluang agar orang lain mendapatkan  baik secara materi maupun kebutuhan  emosional. Intinya adalah pemimpin yang berubah focus dari diri sendiri kepada orang lain atau sesama. Kekuatan pemimpin yang melayani adalah fokus pada pemenuhan kebutuhan orang lain dan bukan kebutuhan diri sendiri.

Dikenal ada 4  tahap yang harus dilewati bila seseorang untuk mencapai level menjadi seorang Servant Leader, yaitu :

  1. Authoritarian Management, bahwa pemimpin adalah manajer yang baik yang mengarahkan dan mengendalikan orang-orang mereka. Pengikut adalah bawahan yang patuh yang mengikuti perintah.
  2. Participative Management, para pemimpin telah meningkatkan partisipasi karyawan melalui program saran karyawan, kelompok partisipasi, dan lingkaran berkualitas.
  3. Stewardship, perubahan yang sangat penting dalam pemikiran kepemimpinan.  Empat prinsip yang memberikan kerangka bagi stewardshi, yaitu Adopt a partnership mindset, Give decision-making power and the authority to act to those closest to the work and the customer, Tie rewards to contributions rather than formal positions, dan Expect core work teams to build the organization.
  4. The Servant Leader,  kepemimpinan dari atas ke bawah. Servant leader melayani kebutuhan orang lain melebihi kebutuhan dirinya sendiri, membantu orang lain tumbuh dan berkembang, serta memberikan peluang kepada orang lain untuk memperoleh hal-hal secara material maupun emosional.

Pemimpin Moral itu Pemberani

Kutipan kata-kata bijak diawal catatan diatas yaitu "berani karena benar takut karena salah", sungguh masih sangat relevan dalam memahami perilaku seorang pemimpin. Hanya orang-orang yang tidak bersalahlah yang berani melakukan yang terbaik bagi banyak orang. Tetapi orang-orang yang berbuat salah cenderung sangat hati-hati agar kesalahannya tidak diketahui orang lain. 

Menjadi pemimpin yang bermoral dan melayani bukan sesuatu yang mudah. Tetapi, itulah tuntutan dinamika perubahan yang dialami saat ini. Dan untuk itulah maka seorang pemimpin harus memiliki Courage, suatu ketegasan dan keberanian yang merupakan kekuatan mental dan moral untuk terlibat, gigih, dan bertahan dalam menghadapi bahaya, kesulitan, atau ketakutan tertentu.

Artinya seorang pemimpin yang courage adalah pemimpin yang menerima tanggungjawab, berani melawan arus yang kuat terutama yang bertentangan dengan tugas dan tanggungjawab yang diembannya, berani menerobos zona nyaman yang sering muncul sebagai tembok keberhasilan daripada kinerja yang baik dan dengan demikian dia akan melawan ketakutan yang besar sekalipun, keberaniannya untuk mengemukakan ide dan pikirannya walaupun orang lain tidak setuju, karena dia akan berperang memperjaungkan apa yang diyakinini sebagai kebenaran.

Untuk menyeimbangkan profit dengan individu, kepentingan pribadi dengan layanan, dan kontrol dengan penatagunaan ternyata membutuhkan keberanian moral. Sebuah sikap dan perilaku yang tidak mudah bagi seorang pemimpin.

Agar bisa menjadi seorang pemimpin yang memiliki keberanian yang super extra ini, harus mengembangkannya secara terus menerus dengan beberapa hal kunci, yaitu :

  • Believe in higher purpose,  keberanian datang dengan mudah ketika kita berkomitmen pada sesuatu yang sangat diyakini.  
  • Draw strength from others, keberanian dapat muncul ketika Anda dapat membangun ikatan saling peduli dan saling mendukung dengan keluarga, teman, dan rekan kerja untuk mengurangi rasa takut.
  • Harness frustration and anger, amarah dalam tingkat yang wajar adalah emosi yang sehat serta dapat memberi energi untuk menjadi lebih berani untuk bergerak maju. Amarah  dapat menyebabkan Anda melupakan rasa takut akan kritik, kegagalan, atau malu.
  • Take small steps, pemimpin yang berani adalah mereka yang mengembangkan keterampilan dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengambil tindakan yang sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun