Mohon tunggu...
Yuntha Bimantara
Yuntha Bimantara Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Magister, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Asisten Riset Penelitian Mangrove Monitoring Extent Service, What is Controlling Tipping Points? Alumni S1 Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Studi Etnobotani, Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Menjaga Imunitas di Tengah Pandemi

2 Mei 2020   02:32 Diperbarui: 2 Mei 2020   02:48 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun gandarusa sebagai obat demam. Ason dkk. (2018) pada penelitiannya menyatakan daun gandarusa dapat dimanfaatkan sebagai obat rematik, patah tulang, sakit kepala, memar, keseleo, mual, dan haid tidak teratur.

3. Bulung Besan (Eurycoma longifolia Jack)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan akar pasak bumi sebagai obat sakit perut dan darah tinggi. Silalahi dan Nisyawati (2015) pada penelitiannya menyatakan pasak bumi dimanfaatkan sebagai obat demam, malaria, sakit perut, dan penambah stamina. Bagian utama dari pasak bumi yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, biji, dan akar.

4. Gagatan Harimau (Vitis gracilis BL)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun gagatan harimau sebagai obat sakit perut dan penambah tenaga. Siregar (2018) pada penelitiannya menyatakan daun gagatan harimau dimanfaatkan untuk penambah tenaga, obat sakit perut, malaria, mengganjal rasa lapar, dan diabetes.

5. Galinggang (Cassia alata L.)


Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun ketepeng cina sebagai obat gatal-gatal. Anwar (2015) pada penelitiannya menyatakan daun ketepeng cina bermanfaat sebagai obat antifungi secara tradisional. Hal ini dikarenakan kandungan bioaktif yang bersifat sebagai antifungi. Kandungan dari daunketepeng cina yang berfungsi sebagai antifungi ialah antrakuinon yang bekerja dengan cara menghambat proses pemanjangan hifa jamur.

6. Galunggung (Blumea balsamifera L.) 

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun sembung sebagai obat gula. Rahardjo (2016) pada penelitiannya menyatakan bagian tanaman sembung yang paling sering digunakan untuk pengobatan adalah daun. Sembung digunakan untuk pengobatan rematik, nyeri haid, influenza, kembung, sakit tulang, diare, sariawan, asma, kolera, sakit perut, tidak nafsu makan, nyeri dada, penyakit jantung, demam, bronkhitis, dan epitaksis. Masyarakat biasa menggunakan daun sembung untuk obat dengan cara memotong daun kecil-kecil, rebus sampai tersisa sebagian, lalu meminumnya.

7. Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun jambu biji sebagai obat sakit perut (diare). Nuryani dkk. (2017) pada penelitiannya menyatakan daun jambu biji telah banyak dimanfaatkan untuk obat diare, mencret, dan sakit kembung. Kandungan daun jambu biji adalah senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun