Mohon tunggu...
Yuni S
Yuni S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMK.

Suka baca Wattpad, manhwa, manga, manhua, dongeng, novel China, hingga kisah Mahabharata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu Kos dengan Pembunuh

18 Desember 2023   16:23 Diperbarui: 18 Desember 2023   17:21 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kubawakan bibirnya saja, ya!"

Aku ingat candaan Gilang waktu itu membuatku tertawa. Aku betulan tak menyangka bahwa 'kubawakan bibirnya saja' itu boleh jadi bermakna lain.

Esok harinya, aku bahkan baru sampai di terminal ketika mendapat telepon dari tetanggaku. Dia terdengar sangat panik saat memberitahuku tentang temuannya pagi ini.

"Ada daging!" dia menjerit. "Di gorengan titipanmu!"

Ketika aku kembali, para penghuni kos berkumpul di dapur. Aku menemukan Bima duduk di meja makan, ada teh hangat di depannya.

"Tadi pagi, sekitar jam 7, Gilang baru kembali dan katanya mau ke dapur. Aku di teras sedang memberi makan burung. Waktu kutanya dia membawa apa, katanya gorengan dari warung titipanmu," jelas Bima.


"Sekarang ke mana Gilang?" tanyaku.

"Aku tak tahu. Dia langsung pergi lagi. Karna itu gorengan titipan, aku tak membukanya. Tapi ... tapi---" Bima tersendat. "Pak Hendro membukanya dan isinya ..."

Yang lain secara kompak menjauhi seplastik gorengan di lantai, tapi aku maju dan menggunakan gagang sapu untuk membukanya. Ada bakwan jagung dan pisang goreng, tapi ada juga sesuatu berwarna merah. Kenyal.

"Mulut orang," kata Pak Hendro tiba-tiba. "Lihat, ada gigi," lanjutnya sambil menunjuk beberapa benda kecil di dekat pisang goreng.

Tidak banyak yang bisa dikatakan. Orang memang akan bereaksi berbeda terhadap suatu peristiwa, tapi menemukan mulut manusia dan gigi di dalam plastik gorengan tentu membuat lidah kami kelu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun