Di tengah dinamika modernitas, pemujaan terhadap tokoh Brayut di Bali mengingatkan kita bahwa teologi tidak selalu hadir dalam bentuk abstrak dan jauh dari keseharian. Brayut, sosok mitologis yang identik dengan banyak anak, bukan sekadar kisah lama yang diwariskan turun-temurun, tetapi representasi nyata dari nilai-nilai kesuburan, ketekunan, dan kehidupan keluarga. Dalam konteks teologi lokal Bali, Brayut menghadirkan sebuah pandangan spiritual bahwa keseharian dengan segala kerepotannya, justru adalah ruang suci tempat dharma dijalankan.
Pemujaan Brayut memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar penghormatan pada figur ibu yang subur. Ia adalah simbol kehidupan itu sendiri: merawat, mendidik, dan membesarkan generasi berikutnya. Di balik cerita tentang kesibukan seorang ibu, ada refleksi teologis bahwa kehidupan keluarga dan kesuburan adalah bagian dari rta, keteraturan kosmik yang dijaga untuk menjaga harmoni. Ini adalah jenis teologi lokal yang ada dalam kehidupan sehari-hari orang Bali.
Beberapa pura di Bali masih memuja Brayut, seperti Pura Brayut di Desa Mambal, Badung. Di pura ini, orang melakukan persembahyangan dan ritual tertentu untuk meminta kesuburan, keturunan, dan ketentraman rumah tangga. Selain itu, brayut dipuja dalam kisah wayang dan cerita rakyat, sehingga nilai-nilainya masih hidup dalam seni dan budaya kontemporer serta dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Bali dapat memadukan elemen teologi Hindu yang umum dengan lokalitas.
Di era ketika keluarga kerap terpinggirkan oleh kesibukan materialistik, pemujaan Brayut menawarkan kritik halus: bahwa kehidupan tidak boleh dipisahkan dari nilai spiritual. Kesuburan bukan hanya tentang banyak anak, tetapi juga tentang suburnya kasih sayang, harmoni, dan keberlanjutan. Dalam lingkup teologi lokal Bali, Brayut hadir sebagai pengingat bahwa keseharian dari mengurus rumah hingga menjaga tradisi adalah aktivitas yang setara dengan aktivitas ritual lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI