Mohon tunggu...
Jejak Pena Yuni
Jejak Pena Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Tua dan Wanita Pengais Rezeki

25 September 2018   08:33 Diperbarui: 25 September 2018   08:56 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kini, aku dan adik telah menjelma seperti ibu, menjadi ibu rumah tangga. Meski dulu tak pernah bermimpi seperti ini, namun inilah langkah awal perjuangan kami selanjutnya. Aku sempat bekerja selama 3 tahun, sampai akhirnya memutuskan resign demi mendampingi suami berpindah-pindah tugas. Selama itu banyak sudah yang kulakukan, mulai dari menjual seragam pengajian ibu-ibu, menjual baju olahraga ibu-ibu dan kembali menulis seperti dulu. Itulah yang membuatku berpenghasilan. Bukan lantas aku tak ingin kembali ke kantor, namun tugasku sebagai pendamping suami, yang memintaku untuk berada di lingkungan asrama. Kurasa seperti itulah caraku mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Tentang adikku, ia sudah malang melintang di dunia kerja. Sampai akhirnya, ketika kariernya berada di puncak, fitnah itu menerpanya. Tanpa hujan dan badai, adikku diberhentikan secara mendadak oleh atasannya. Kecewa, itu pasti. Namun tak ada yang bisa mengobati rasa kecewa itu selain keinginan untuk bangkit. Dengan modal seadanya, ia mulai menekuni bisnis online.

Bisnis online yang dijalankan adikku bergerak dibidang busana muslim dengan segala pernak-perniknya. Sekali lagi, bangunan tua itulah tempatnya kembali mengais rezeki. Ternyata janji Allah memang demikian adanya. Allah akan memberikan kemudahan bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh berdoa dan berusaha. Hanya mengandalkan media facebook sebagai penghubung dengan para pelanggannya, kini bisnis yang dijalankan adikku telah merambah sampai luar pulau Jawa, bahkan beberapa dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Saudi Arabia.

Sekali lagi, kami adalah tim yang solid. Bukan lantas adikku menikmati rezekinya seorang diri. Kebiasaan ibu yang sering merasa iba melihat para pedagang lalu lalang didepan rumah, ternyata membuat beliau memborong barang dagangannya. Ada karpet, celana panjang dan sebagainya. Selain dipasarkan kembali dari mulut ke mulut, adikku juga ikut memasarkannya melalui facebook. Bahkan, akupun kebagian tugas. Ada sebuah produk yang menjadi bagianku, artinya akulah penyuplai produk yang dijualkan adikku.

Tak harus menunggu lama, dalam hitungan hari aku dituntut berburu produk tersebut, untuk dipasarkan adikku melalui bisnisnya. Jadilah bisnis online dengan label "Gamis Cantikha" ini menjadikan pundi-pundi rezeki bagi kami, sekaligus menambah saldo tabungan kami setiap bulannya.

Bukan hanya tergantung dari bisnis online yang dijalankan adikku, ibupun masih berjualan seperti dulu. Membuka warung kelontong di rumah, atau membuat kopi bubuk pesanan, masih tetap dijalankan sampai saat ini. Sementara aku, meski punya andil di bisnis adikku, setidaknya masih ada usaha lain yang memberiku penghasilan. Menulis dan menjadi guru les di rumah adalah penghasilanku berikutnya.


Inilah sebuah bukti yang membuat kami mampu bertahan. Meski hanya berstatus ibu rumah tangga, tak mengenal baju seragam atau sepatu berhak tinggi, nyatanya kami mampu menghasilkan sesuatu walau dari rumah. Kamipun makin sadar, bahwa rezeki itu ada dimana-mana. Meski Allah telah menggariskan rezeki setiap hamba-Nya, bukan berarti kita diam tanpa berusaha. Hanya hamba-Nya yang selalu gigih berjuang sembari berdoa itulah, Allah titipkan rezeki-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun