Mohon tunggu...
Yuni Fitria
Yuni Fitria Mohon Tunggu... -

BNI 46 Batch 77

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesolek yang Berbohong

29 Desember 2009   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dia begitu cantik
tidak, aku salah,
dia tidak begitu cantik
hanya saja dia bunga pasar yang diletakkan di vas kaca berbahan kristal mewah,
tidak lebih

dia pintar berdandan dan perangainya begitu lembut
kalau tertawa suka ditahan dan tak lepas
kupikir, seringkali dia berpura pura,
tapi kata yang lainnya dia terlihat cantik tertawa seperti itu
akan ku nilai lain waktu

dalam mata awasku tentu saja dia tak bisa berbohong
aku begitu tahu semua tentang nya
aku ada di setiap kegiatan yang dia bicarakan sekarang ini

uh,
Tahukah kau rasanya mendengar seseorang berbohong di sampingmu ??
membesar besarkan sesuatu di sampingmu ??
telinga memerah dan cacing cacing di perutmu mulai memberontak
tak mau lagi menelan kebohongan lain yang semakin menyempitkan ulu hati
sesak nafas kau dibuatnya

sialnya, aku tak bisa berkata apa apa
tersenyum mengikuti gaya bicaranya yang dimanis maniskan
tak sudi juga aku sebenarnya kala itu

tiba tiba aku muak dengan diriku sendiri
menjadi pengikut dadakan si penyihir muda

hati rasanya memikul beban berton ton beratnya
dan mulut berkumur kata kata sumpah serapah
benar benar menjijikkan wanita muda ini

tak mungkin ada seorang lelaki pun yang percaya dia sedang berbohong
hanya kami, sesama wanita, yang mencium bau busuk mulutnya

seperti rasberi yang diawetkan dengan warna merah segar diluar
tapi busuk bukan kepalang di dalam

aku hanya diam
menikmati parade kebohongan si penyihir muda
memperhatikan mulut lawan bicara yang membulat kagum
penuh kata 'Oohhh' di rahang dan lidahnya
atau anggukkan kepala seperti kerbau yang dicolok hidungnya

makanlah setiap senti kebohongannya itu
dan aku tertawa dalam dalam dibuatnya
interaksi yang menarik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun