Mohon tunggu...
yuniar rosyidah
yuniar rosyidah Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Pembelajar karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Melepasmu

27 Juli 2021   13:23 Diperbarui: 27 Juli 2021   13:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Genap sudah dua tahun lamanya isi dalam hatiku kusimpan rapat dan namamu kurawat dengan tekun didalamnya. Tepat di hari ulangtahunku hari ini kulepas kau tanpa penyesalan. Aku tau kau sedang bersama yang lain saat ini, kau mengagumi orang lain dan senang kepadanya. Melelahkan sekali diriku menangkal setiap hati yang datang hanya untuk menjaga hati orang yang ternyata menjaga hati yang lain pula. Tidak apa tidak ada yang salah atas keadaan itu, payahnya diri memang bukan salahmu. ya... salahku terlalu besar menaruh harap padamu. 

Terima kasih telah mengajarkanku melepaskan apa yang bukan menjadi milikku. Terima kasih telah memberikanku pembelajaran dari mencintai dengan tulus dan ikhlas tanpa harus memiliki. Tak Adil iyaa logika memang berteriak demikian namun ada takdir yang tak pernah bisa kita mengelaknya. Jika dulu kita dipertemukan kemudian dipisahkan adalah jalan terbaik untuk masing-masing kenapa tidak. Akupun tak seindah bunga dalam genggamanmu. Yang aku tahu aku tangguh dalam segala cuaca meskipun terkadang tumbang oleh terpaan badai dan gelegar petir.

Jika pernah kau bilang bahwa aku tak sewangi bunga melati, aku akui memang. Jalanku hidup tidak sama dengan apa yang melati alami. tidak seharusnya kau bandingkan dua bunga dalam kondisi geografis yang berbeda dalam satu perlakuan. Kaktuspun akan busuk saat ditanam dirawa (analogi). Bukankah jelas sudah, kita tidak memiliki frekuensi yang sama. Jadi aku tidak akan memaksakannya lagi. Berhentilah menuntut diri untuk peduli kepadamu. Berhentilah memberikan sinyal morse padaku karena aku tak dapat menangkapnya.

Setiap orang yang datang memang selalu memiliki sisi lebih dibandingkan dirimu. Namun pautan hati dari dirimu jauh lebih besar sehingga pikiran tak lagi logis dan rasional malah terombang ambing oleh buih. lagi lagi jatuh pada lubang yang sama dan terjebak dengan jaring yang sama. Maka dari itu, aku tidak mau terus menerus larut dalam hal ini akau sampaikan melalui analogi kata ini kepadamu jika aku sudah ikhlas kehilanganmu yang bukan milikku. 

Sampai jumpa pada tahap kehidupan selanjutnya.. Semoga apa yang nmenjadi pilihanmu baik untukmu dan keluargamu begitupun aku.. 

(Salam dari Mawar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun