Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Penonton Istora: Dulu "Huuu haaa", Sekarang "Eeaa eeaa"

19 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 19 Juni 2022   20:59 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari kompas.com

Melihat animo penonton yang demikian besar -tampak dari Ina Master dan Ina Open kali ini- maka 3 (tiga) hal yang perlu kita giatkan, menurut hemat saya. Pertama perbanyak turnamen individu. Baik turnamen sirkuit nasional atau turnamen satelit (tipe kecil) yang level dunia. Kedua perbanyak turnamen beregu, terutama antar klub. Selama pandemi ini turnamen antara klub sepertinya berhenti. Perlu untuk dibuka Kembali dan perlu dipikirkan misalnya kompetisi penuh klub bulutangkis.

Terakhir yang ketiga, tawarkan Nusantara untuk menjadi tuan rumah Sudirman Cup.

Untuk point terakhir ini rasanya begitu lama kita tidak pernah juara Sudirman Cup. Begitu lama kita tidak jadi host piala Sudirman. Tahun depan ada kejuaraan Sudirman yang menandai 34 tahun usia turnamen beregu campuran ini. Artinya sudah 33 tahun kita menunggu piala ini ke bumi pertiwi. Kejuaraan Sudirman Cup tahun 1991 berlangsung di Kopenhagen (Denmark), tahun 1993 di Birmingham (Inggris), 1995 di Lausanne (Swiss), 1997 di Glasgow (Skotlandia), 1999 di Kopenhagen (Denmark), 2001 di Sevilla (Spanyol), 2003 di Eindhoven (Belanda), 2005 di Beijing (China), 2007 di Glasgow (Skotlandia), 2009 di Guangzhou (Tiongkok), 2011 di Qingdao (Tiongkok), 2013 di Kuala Lumpur (Malaysia), 2015 di Dongguan (Tiongkok), 2017 di Gold Coast (Australia), 2019 di Nanning (Tiongkok), dan 2021 di Vantaa (Finlandia). Untuk tahun 2023 nanti akan dilangsungkan di Suzhou (Tiongkok). Bahkan untuk tahun 2025-2029 pun sudah ditentukan tuan rumah Sudirman Cup ini.

Sekali lagi kegairahan bulutangkis muncul di sini. Tinggal kita yang harus cerdas untuk mengelola pasar yang sudah terbentuk. Sektor swasta tentunya akan sangat antusias menyambut event yang mampu menyedot ribuan penonton untuk berbondong-bondong ke istora. Perlu diadakan turnamen yang rutin. Misalnya belum ada level turnamen dunia antar klub yang beregu. Tidak ada yang salah untuk mencobanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun