Mohon tunggu...
Yuni Cahya Endrawati
Yuni Cahya Endrawati Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bersiaplah Menghadapi Era Serangga sebagai Sumber Pangan dan Protein Masa Depan

4 April 2021   15:24 Diperbarui: 4 April 2021   20:20 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Srangga sudah menjadi menu hotel berbintang dunia. Photo: Lillian Suwanrumpha/AFP/Getty Images

Tidak hanya  sampai disitu saja, membudidayakan serangga lebih ramah lingkungan karena  serangga menghasilkan lebih kecil greenhouse gases (GHGs) berupa gas methan maupun emisi amonia dibanding ternak konvensional.

Pada serangga methan hanya dihasilkan oleh sekelompok serangga tertentu saja seperti kecoa dan rayap.

Serangga juga sangat efisien dalam menyerap nutrisi pakan sehingga imbangan antara input pakan  dengan pertumbuhan sangat efisien. Sebagai contoh jangkrik 12 kali lebih efisien dibanding sapi, 4 kali lebih efisien dibanding domba, dan setengah kali lebih efisien dari ayam dan babi dalam menghasilkan jumlah protein yang sama.

Secara ekonomi budidaya serangga tidak memerlukan teknologi yang canggih  sehingga tidak membutuhkan investasi maupun lahan yang besar. Disamping itu saat ini  budidaya serangga dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi kandang vertikal sehingga menghemat tempat.

Kandang ulat tepung (Tenebrio molitor) di Belanda. Photo: koleksi pribadi
Kandang ulat tepung (Tenebrio molitor) di Belanda. Photo: koleksi pribadi
Dengan berbagai  kelebihannya tersebut tidak heran jika saat ini serangga menjadi perhatian dunia  sebagai sumber protein masa depan dan bahkan telah dikategorikan sebagai future mini-livestock dunia.

Kajian lengkap tentang serangga sebagai edible insect telah dirilis FAO pada tahun 2013 dengan judul buku "Edible Insects Future Prospects for Food and Feed Security".

Dinner Salad Belalang di Konferensi Insect to Feed The world I. Photo: koleksi pribadi
Dinner Salad Belalang di Konferensi Insect to Feed The world I. Photo: koleksi pribadi
Konferensi dunia pertama serangga yaitu The International Conference "Insects to feed the World on Potential of insects as human food and animal feed in assuring food security juga telah dilaksanakan pada tanggal 14-17 Mei 2014 di Ede-Wageningen, Belanda.

Konferensi ini diselenggarakan secara rutin per dua tahun dan dihadiri seluruh ilmuwan dunia pemerhati serangga  dengan bidang kajian serangga sebagai pangan, pakan dan juga sebagai sumber energi terbarukan.

Memasukan serangga dengan kuliner modern. Photo:www.npr.org
Memasukan serangga dengan kuliner modern. Photo:www.npr.org
Telur serangga. Photo : .foodandwine.com
Telur serangga. Photo : .foodandwine.com
Ramen serangga. Photo: .foodandwine.com
Ramen serangga. Photo: .foodandwine.com
Queso de rancho. Sumber: .foodandwine.com
Queso de rancho. Sumber: .foodandwine.com
Salad semut hitam. Photo : foodandwine.com
Salad semut hitam. Photo : foodandwine.com
Burker jangkrik dan belalang. Photo: foodandwine.com
Burker jangkrik dan belalang. Photo: foodandwine.com
Botok Laron. Photo: masipoeng.wordpress.com
Botok Laron. Photo: masipoeng.wordpress.com

Saat ini pengembangan serangga di dunia termasuk Indonesia sangat pesat. Paling tidak ada sekitar 1900 spesies serangga yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan (Van Huis et al. 2013).

Gencarnya promosi pengembangan serangga sebagai sumber pangan dunia  dan sebagai sumber protein masa depan, menjadikan tantangan tersendiri bagi umat muslim karena adanya  keraguan terkait  kehalalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun