Mohon tunggu...
DR YUNDRI AKHYAR
DR YUNDRI AKHYAR Mohon Tunggu... Jurnalis dan Konsultan Pendidikan

Membuka lebih banyak lembaga pendidikan mulai dari TK/RA hingga perguruan tinggi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita tentang Jamaah Dermawan dan Peserta I`tikaf Antusias Menjalani Ramadan

26 Juni 2016   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2016   17:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sabtu malam minggu 26 Juni 2016 bertepatan malam ke 21 Ramadhan 1437 H. saya diminta memberikan tausiah pada acara i`tikaf di Masjid Baitussalam Jalan Pemuda Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru. Permintaan ini melalui teman saya Iwan, beliau imam paripurna Kelurahan di masjid tersebut. Sebagaimana diketahui di Kota Pekanbaru sebagai kota Madani, ada ketetapan imam di masjid paripurna yang ditunjuk di tingkat kecamatan dan kelurahan dengan gaji yang telah ditentukan oleh Wali Kota Dr. Firdaus, ST. MT. 

Kedatangan saya malam ini disambut oleh Saudara Iwan (imam), beliau junior saya waktu S1 di UIN SUSKA Riau, Mas Yono (pengurus), beliau mahasiswa saya yang hampir dua tahun belakangan tak pernah berjumpa karena tempat tinggal berjauhan dan kesibukan masing-masing, kemudian Buk Idar juga mahasiswa saya yang posisi beliau saat ini sebagai kepala sekolah pada salah satu lembaga di bawah naungan masjid tersebut. Memang terasa mengembirakan jika kita disambut oleh kawan dekat dan orang-orang yang kita kenal.

Dalam tausiah malam ini, mereka meminta saya untuk menyampaikan bahasan tentang ibadah, karena bahasa dalam program i`tikaf ini mereka bagi pada tiga bahasan; aqidah, ibadah, dan akhlak dengan ustadz yang berbeda. Pada malam sebelumnya bahasan aqidah yang disampaikan oleh ustadz Dahari Alpasiri, Bahasan ibadah yang saya bahas dirinci lagi tentang shalat-shalat sunat. Itu pun masih luas, sebagaimana diketahui shalat sunat itu sangat banyak hitungannya, maka saya kerucutkan lagi pada 5 shalat sunat saja yaitu shalat taubat, tasbih, dhuha, tahajjud dan shalat sunat hajat. Untuk membahas ini saya merujuk buku “Tanbihul Ghafilin” karya Syekh Nasar bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi pada bab Fadilah Shalat at-Tathawwu` dan ditambah dengan referensi lain. Menurut saya, ustadz dalam berdakwah tak ubahnya dosen/guru dalam mengajar, update dulu berbagai referensi kemudian ditampilkan. Bahkan lebih dahysat lagi jika dituliskan apa yang akan ditampilkan, atau ditampilkan dulu kemudian dituliskan.

 

Jamaah Dermawan

Pelaksanan i`tikaf ini merupakan dukungan dari para jamaah yang dermawan. Untuk ustadz ketahui, di masjid ini ada beberapa orang jamaah yang sangat rajin berinfaq untuk menyokong berbagai kegiatan, baik pembangunan fisik masjid, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya [kata Mas Yono].

Secara tulus beliau ceritkan: di sini sekali jumatan, infaq yang terkumpul bukan hanya hitungan ratusan ribu, tetapi jutaan, kadang ada mencapai empat juta bahkan terkadang lebih, begitu juga malam tarawih. Untuk pembangunan lokal PAUD dan Taman Pendidikan al-Qur`an saja contohnya ada salah seorang jamaah memberikan sumbangan sebanyak 50 juta rupiah. Itu semua mereka lakukan secara ikhlas mengharap ridha Allah SWT. Kata beliau, saya sudah 18 tahun tinggal di sini, saya perhatikan kehidupan mereka yang rajin berinfak yang tak takut miskin semakin sukses, usaha yang mereka jalankan semakin berkembang salah satu contoh Bapak yang punya warung Sup Tunjang itu, usaha beliau itu terkenal, banyak cabang dan didatangi banyak orang. Ini lah bukti bahwa harta yang diinfak di jalan Allah tidak tidak berkurang bahkan bertambah  [kata Mas Yono].

Dalam pelaksanaan i`tikaf ini semua telah disediakan, makan untuk berbuka sahur telah tersedia, berapa perlu biaya kita tinggal bilang ke jamaah, insya Allah tak ada kurang. Begitulah kedermawanan jamaah di sini. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, suasana nyaman, jamaah banyak yang shalat, murid PAUD dan TPQ juga banyak, gaji guru dan petugas masjid berjalan lancar  [kata Mas Yono].

Penjelasan di atas memberikan pelajaran berarti bagi kita baik sebagai pengurus masjid maupun jamaah biasa untuk bersatu dan peduli terhadap pembangun dan menyokong berbagai program yang dilaksanakan di masjid yang notabene sebagai sentral ibadah dan pendidikan. Nah, seandainya semua jamaah bisa bersatu dan peduli terhadap hal tersebut,  semua akan terasa ringan dan tidak akan sulit serta rezki kita pun akan dilapangkan oleh Allah SWT. Program i`tikaf yang dilaksanakan pada sepuluh akhir ramadhan pun tidak hanya dilaksanakan secara kolektif di masjid paripurna kecamatan dan kelurahan saja, tetapi juga akan terlaksana di masjid-masjid lain secara merata, sehingga nikmatnya suasana i’tikaf itu dirasakan oleh banyak orang. Karena mereka tidak perlu jauh-jauh datang mencari masjid yang ada program i`tikafnya.   

Peserta I`tikaf Antusias

Peserta i’tikaf ini lumayan banyak didominasi oleh anak muda, mulai dari usia SMP dan SMA, tetapi ada juga mahasiswa dan orang tua, baik Laki-laki maupun perempuan. Meskipun saya bukan ustadz kondang yang banyak jam terbang, namun mereka sangat antusias mendengarkan tausiah yang saya sampaikan mungkin karena suasana malam yang mendukung serta support dari para jamaah yang menyediakan makanan ringan dan  minuman yang bervariasi, ada kopi, teh, dan berbagai jenis kue yang ada di depan mereka, menambah nikmatnya suasana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun