Perubahan Bangsa: Negara dalam Lingkaran Revolusi Industri 4.0
Sejak awal dalam sejarah, manusia tertekan adanya satu keinginan yang fundamental yaitu menciptakan kehidupan yang baik, efektif, efisien dan juga praktis. Keinginan yang ada akan mencapai puncaknya pada era revolusi industri 4.0 (RI 4.0) menjadi awal mula langkah besar di era digital (3.0) yang kita kenal sebelumnya.
RI 4.0 ini tidak hanya sebagai perubahan besar teknologi saja, melainkan sesuatu satu inovasi yang mencampurkan berbagai ranah mulai dari digital, biologis, dan fisik untuk mengubah car akita dalam berkehidupan, melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan yang lainnya. Fokus ini disebut juga sebagai Cyber-physical system, artinya sesuatu integritas yang canggih dalam teknologi siber dengan otomatisasi konvensional. Dengan tujuan untuk menciptakan perubahan yang bersifat komprehensif dalam berbagai ranah.
RI 4.0 merupakan realitas sosial pada abad ke-21 yang sekarang kita jalani. Pada tahun 2014, menurut Kanselir Jerman, Angela Merkel menjelaskan bahwa perubahan ini bersifat komprehensif dari berbagai ranah produksi yang terjadi pada dunia industri dengan menggabungkan antara teknologi digital dengan internet dan industri konvensional.
Penjelasan ini terbukti dengan realitas sosial saat ini. Bukti yang ada di lingkungan kita seperti aktivitas ekonomi telah bergeser drastis. Dengan berbagai proses jual-beli yang dulu perlu tatap muka hingga sekarang mudah dilakukan dengan platfrom online yang super canggih. Dengan beberapa kali sentuhan di ponsel kita maka barang yang kita cari, beli akan langsung dikirim ke rumah kita bahkan sampai pada pilihan untuk bayar di tempat.
Perubahan ini tidak hanya dalam satu negara melainkan bersifat universal, di berbagai belahan dunia pun telah melakukan revolusi ini. Tidak hanya kita di negara Indonesia yang merasakan tapi manusia lainpun ikut dan sedang mengalami perubahan saat ini dalam berbagai ranah baik sosial, ekonomi, industri sampai kebudayaan.
Salah satu pondasi utama dalam RI 4.0 ini adalah internet of things (IoT). IoT akan menciptakan objek untuk mengirimkan data dalam berbagai jaringan tidak memerlukan hubungan langsung dengan manusia lainnya. Dengan ponsel pintar kita, misalnya tidak hanya sebagai alat komunikasi saja melainkan dapat membuka gerbang berbagai informasi dari penjuru dunia, menjelajahi berbagai layanan, dan melakukan pembayaran apapun. Kita sedang benar-benar akan pergi kemana saja dan merasakan apa saja dengan teknologi digital saat ini.
Hal ini akan berdampak besar dari perubahan besar ini baik positif maupun negatif bagi sebuah negara. Di bawah ini ada beberapa dampak baik positif maupun negatif sebagai berikut.
Dampak positif: kecepatan dan kemajuan
- Akses berbagai informasi mengalir cepat: masyarakat tidak perlu menunggu informasi, namun sekarang informasi mudah di dapat dan cepat untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan kita.
- Meningkatkan pendapatan negara: efisiensi dalam memproduksi dan adanya kemudahan dalam melakukan pembayaran digital untuk meningkatkan pendapatan negara dalam waktu yang singkat dan cepat.
- Kecepatan dan kemajuan: ambil alih teknologi canggih secara cepat mampu mendorong suatu negara menjadi maju dan mampu bersaing dengan global.
Dampak negatif: hambatan ekonomi dan sosial
- Meningkatnya sifat konsumtivisme: dengan berbagai kemudahan adanya teknologi canggih saat ini kita masyarakat akan mudah berbelanja online dengan mudah. Hal ini akan menimbulkan sifat konsumtif baik pada produk lokal maupun luar negeri. Dengan beberapa kali pencet ponsel akan menimbulkan ketagihan karena dengan mudahnya saat ini.
- Mengancam pada produk lokal: dengan adanya produk dari luar negeri akan berpengaruh pada produk lokal. Hal ini disebabkan karena produk luar negeri seringkali lebih menarik dan ditawarkan dengan harga yang murah dibandingkan dengan produk lokal. Akibat yang ditimbulkan pada produk lokal menjadi kurang diminati dan akan terpengaruh pada nilai jual.
- Meningkatnya pengangguran: pencampuran dan teknologi yang begitu masif akan menimbulkan banyaknya pekerja konvensional tergantikan oleh teknologi. Dampak dari ini pada peningkatan angka pengangguran negara karena jumlah akan lebih besar tenaga kerja terpaksa diberhentikan yang digantikan oleh teknologi canggih.
Revolusi industri 4.0 merupakan sebilah pisau mata dua. Dengan menawarkan kecepatan dan efisiensi yang sangat luar biasa, ia juga akan mendesak negara dan masyarakat untuk selalu menyesuaikan keadaan dan mampu mengembangkan berbagai keterampilan baru agar tidak terpengaruh pada gelombang perubahan digital saat ini.