Mohon tunggu...
Yuliza Tri Rizki
Yuliza Tri Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Healing Membantu Tekanan yang Dialami Remaja

1 Juli 2022   21:46 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:50 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah Healing mulai booming di saat pandemi covid 19 melanda jagat raya, termasuk Indonesia. Di saat hampir semua orang berjuang untuk mengatasi tekanan hidup dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang yang merasa stres dan sakit mental.

Healing berarti penyembuhan atau pengobatan. Sedangkan dalam kacamata Psikologi lebih spesifik lagi ke kesehatan mental yakni suatu proses penyembuhan luka batin. Salah satu cara nya adalah dengan melakukan Self Healing.

Di zaman sekarang ada banyak generasi muda, seperti remaja dan anak muda yang melakukan Self Healing. Apasih itu Self Healing? Apakah remaja sekarang itu manja? Apakah healing itu bener-bener di perluin? Atau hanya cuma jadi pelarian saja? Atau cuma ngikutin trend?.

Lalu, Self Healing itu sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyembuhkan atau memulihkan diri nya sendiri. Self Healing bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti meditasi, berolaraga, membaca, menulis, me time, berdamai sama diri sendiri dan termasuk salah satu nya adalah dengan melakukan travelling.

Menurut para peneliti, generasi Z merupakan generasi yang paling tertekan saat ini. Tidak heran, kalau banyak isu kesehatan mental yang menyerang generasi ini. Rasa cemas, stres, dan depresi yang dialami oleh para remaja disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor tersebut juga kebanyakan dari lingkungan mereka, seperti pelecehan, kekerasan, kekhawatiran akan ketidakstabilan keuangan, politik, dan juga media sosial.

Jika kita perhatikan lagi, sebenarnya media sosial itu banyak digunakan untuk selebrasi keberhasilan untuk pamer sesuatu. Sebenarnya itu tidak salah, namun ini juga memberi dampak tertentu yang membuat kita cenderung melihat orang dari keberhasilannya saja. Jadi kita melihatnya sukses tapi tidak pernah lihat perjuangan dibaliknya. Akhirnya banyak dari kita yang membandingkan diri dan merasa bahwa kita tidak seberhasil mereka, dampaknya adalah katanya banyak orang di generasi ini yang sukses dan berhasil dalam waktu singkat atau disebut dengan generasi instan.

Jika kita lihat, perkembangan masa remaja adalah waktu pencarian indentitas. Ketika tidak bisa mendapatkan hal yang kita inginkan atau ketika kita berada di fase yang kurang mengenakkan, kita menjadi lebih gampang merasa down. Ditambah lagi sekarang kita berada dimasa pandemi, dimana pola kehidupan kita berubah.Cara untuk menghadapi stres bukan cuma Healing saja dan tentunya yang namanya stress solusinya juga banyak.

Healing hanya salah satu jenis dari penanganan masalah. Karena kita semua ada di generasi sekarang. Pahami bahwa setiap masalah itu bisa diartikan berbeda-beda pada setiap orang. Solusi setiap masalah juga berbeda dan tidak apa-apa jika diselesaikan dengan Healing. Selanjutnya, fokus kepada hal yang bisa dikontrol dibandingkan dengan menyalahkan keadaan, lingkungan, teman dan orang tua, serta mencoba untuk lebih memfokuskan ke diri sendiri.

Tidak ada salahnya jika kita ingin Healing, berlibur ke suatu tempat bahkan sekalipun itu diwajibkan untuk menyegarkan pikiran yang sedang stress banget. Tentunya balik lagi, tidak semua permasalahan atau stress yang kita hadapi itu bisa ditangani dengan Healing. Fokuslah pada pengendalian emosi agar terkontrol dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun