Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Idola

20 Januari 2022   06:01 Diperbarui: 20 Januari 2022   06:04 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh standtojesus.me

Bacaan: Markus 3:7-11

Sekali peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama murid-murid-Nyya dan banyak orang dari Gelilea mengikuti Dia. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dan Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya, jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. 

Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak, "Engkaulah anak Allah!" Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Renungan

Satu hal yang sangat menarik perhatian saya dalam Injil hari ini yakni banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti Yesus.  Di beberapa kesempatan juga diceritakan demikian. 


Yesus selalu diikuti oleh banyak sekali orang. Bahkan mereka berdesak-desakan. Berdasak-desakan menunjukkan bahwa di sana ada lautan orang banyak, ada kerumunan besar, sehingga Yesus sendiri pun takut terhimpit oleh mereka. 

Banyak orang yang datang dari berbagai daerah mencari Dia. Mereka rindu untuk mendengarkan Dia. Mereka rindu untuk dijamah oleh-Nya. Banyak orang yang saat itu menaruh harapan pasti kepada-Nya agar mereka bisa disembuhkan.

Melihat fenomena itu saya yakin bahwa Yesus bekerja bagi mereka. Dia bekerja tidak hanya dengan kata-kata, tidak juga hanya sekedar perbuatan. Dia bekerja dengan hati. 

Ada cinta yang terus mengalir lewat kata dan perbuatan-Nya. Karena pekerjaan dengan cinta itulah dia memberikan pelayanan terbaik. Dan oleh karena pelayanan terbaik itu Dia menjadi idola banyak orang. Banyak orang datang mencari Dia. 

Setiap kali mereka mendengar tentang Dia ada harapan yang mereka torehkan di sana. Setiap kali mereka melihat Dia ada kekuatan baru yang mereka dapatkan. Karena  Yesus menerima dan melayani mereka dengan tulus, maka mereka tidak ingin melepaskan Dia. Kemana pun Dia pergi, mereka selalu mengkuti-Nya.

Dari berbagai peristiwa luar biasa itu, lidah mereka seakan tidak bisa terbendung untuk memberitakan Dia kepada orang lain. Yesus dengan rendah hati melarang mereka untuk memberitahukan tentang Dia. 

Yesus memang begitu, Dia bukan tipe orang yang memanfaatkan situasi itu untuk "membangun panggung". Dia seperti padi yang semakin berisi dan matang semakin menunduk. 

Tetapi dengan spontanitas mereka, mereka terus memberi kesaksian tentang Dia. Memang secara manusiawi ada kebahagiaan luar biasa yang didapatkan di sana. Mereka tidak bisa membendungnya.

Belajar dari kisah itu, bagi saya sendiri menjadi idola itu memang sangat mudah syaratnya. Untuk menjadi idola, maka saya harus sama dengan Yesus. Dia menerima dan melayani orang lain dengan cinta yang tulus.  

Maka saya pun seharusnya demikian. Harus menerima dan melayani setiap orang yang berjumpa dangan saya setiap hari. Terutama untuk orang-orang yang berada di sekeliling saya yakni keluarga. Kepentingan untuk kebaikan bersama harus berada di atas kepentingan pribadi. 

Jika ingin menjadi idola harus dengan rela melepaskan ego. Dan yang kedua, belajar dari Yesus, jika ingin menjadi idola haruslah rendah hati. Lagi pula satu orang pun tidak akan menyukai kesombongan. Dengan rendah hati, maka saya akan bisa melihat dengan mendalam apa yang dibutuhkan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun