Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ajaran Gereja Katolik tentang Aborsi

27 April 2021   10:16 Diperbarui: 27 April 2021   10:50 13730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (kompas.com) 

ABORSI adalah tindakan menggugurkan kandungan dengan sengaja. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membaca atau mendengar berita bahwa orang dengan gampang melakukan aborsi tanpa rasa takut atau rasa bersalah. Ada banyak alasan untuk melakukan aborsi, misalnya hamil di luar nikah, korban pergaulan bebas, pasangan suami-istri yang belum ingin mempunyai anak, malu karena kehamilan akibat perselingkuhan, sampai pada alasan medis misalnya karena penyakit, dan sebagainya. Apa pun alasannya, aborsi tetap dinilai tidakbaik dan merupakan tindakan kejahatan bahkan pembunuhan. Dalam Gereja Katolik, tindakan aborsi dikategorikan dalam dosa berat, karena orang yang melakukan itu melenyapkan nyawa manusia.

Gereja Katolik memandang bahwa aborsi bertentangan dengan rencana dan kehendak Allah, maka orang yang melakukannya pun bisa dikatakan melawan Allah dalam tata keselamatan dunia. Allah sendiri yang memproklamirkan agar manusia beranak cucu (Kejadian 1:28). Pria dan wanita bersatu dan menghasilkan satu daging yang merupakan hukum ilahi, yaitu buah kandungan di dalam rahim wanita. Allah menghendaki supaya ada kehidupan baru, gererasi baru sebagai penerus karya keselamatan-Nya.

Pandangan Kitab Suci tentang Kehidupan dalam Kandungan

Dalam Kitab Suci, Allah mengenal dan punya rencana yang indah bagi manusia seja ia masih dalam kandungan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa Allah sendiri sudah mengakui adanya kehidupan dalam kandungan. Sedikitnya ada 3 (tiga) kutipan Kitab Suci yang dapat dijadikan rujukan.

  1. Dalam kisah panggilan nabi Yeremia, Allah berkata kepadanya: "Sebelum Aku mengenal engkau dari dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau. Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa" (Yeremia 1:4-5).
  2. Alkitab juga mengatakan bahwa  Yohanes Pembaptis pun penuh dengan Roh Kudus sejak ia berada di dalam kandungan ibunya. Zakharia, ayahnya didatangi oleh malaikan Allah untuk menyampaikan kabar bahwa Elisabet, istrinya, akan melahirkan seorang anak laki-laki dan bahkan memberitahukan nama yang harus diberikan kepada bayi itu. Malaikat memberitahukan kepada Zakaria bahwa banyak orang yang akan bersukacita atas kelahirannya, sebab anak itu akan besar di hadapan Allah (lih. Lukas 1:11-17).
  3. Hal yang serupa dengan Yohane Pembaptis, Yesus Kristus pun sudah diberkati oleh Allah sejak dari dalam kandungan ibu-Nya. Malaikat Gabriel menyampaikan kabar kepada Maria, bibu Yesy behwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan harus menamainya 'Yesus'. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah yang maha tinggi (Lukas 1:31-33).

Nah, dari kutipan-kutipan Kitab Suci di atas, kita mengetahui bahwa Allah sungguh menghargai kehidupan sejak di dalam kandungan. Allah mengenal dan mengasihi mereka dari dalam rahim ibunya. Andaikata dalam kutipan di atas, ibu Yeremia menggugurkan kandungannya, maka Yeremia tidak akan menjadi nabi. Demikian juga dengan Yohanes Pembaptis. Allah telah memiliki rencana khusus bagi dirinya sejak masih di dalam kandungan. Setelah ia lahir, ia pun menjadi orang ternama dan banyak orang terberkati olehnya. Hal itu juga terjadi pada Yesus. Bahkan Yesus dikandung oleh gadis perawan yang belum bersuami. Tentu saja Maria, ibu Yesus, pada saat itu  mengalami pergulatan bati yang sangat serius. Bukan tidak mungkin bila janin akan digugurkan. Tetapi di tengah pergulatan batinnya itu, Maria memilih untuk berpasrah kepada Tuhan, "terjadilah padaku menurut kehendak-Mu". Yesus pun menjadi orang yang berkenan di hadapan Allah. Banyak orang selamat olehnya. Maka, dapat kita simpulkan bahwa anak di dalam kandungan setiap wanita telah diberkati oleh Allah. 

Pandangan Gereja Katolik btentang Aborsi

Gereja Katolik dengan tegas menolak aborsi. Gereja selalu membela kehidupan anak di dalam kandungan. Melalui Konsili Vatikan II, Gereja menyebut aborsi sebagai tindak kejahatan yang durhaka. Aborsi sama dengan pembunuhan anak. Konsili Vatikan II mengatakan: "Sebab Allah, Tuhan kehidupan telah mempercayakan kehidupan mulia untuk melestarikan hidup manusia, supaya dijalankan dengan cara yang layak baginya. Maka kehidupan sejak pembuahan harus dilindungi dnegan sangat cermat" (Gaudium et Spes, art. 51).

Oleh karena itu, Gereja mengutuk dan menghukum setiap orang yang melakukan aborsi, karena mereka menggugurkan kandungan dengan sadar dan sengaja, yang berarti juga membunuh janin yang tidak bersalah. Gereja memberikan hukuman eks-komunikasi kepada pelaku aborsi, sebagaimana diuraikan dalam Kitab Hukum Kanonik: "Barang siapa melakukan pengguguran kandungan dan berhasil, terkena eks-komunikasi" (KHK, kanon 1398).

Semoga tulisan ini dapat mencerahkan kita semua. Amin. 

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun