Mohon tunggu...
Yuli Khairunnisa
Yuli Khairunnisa Mohon Tunggu... Penulis - Hamba Allah

CAMABA UI 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Diskusi dan Peer Tutoring Penunjang Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

23 Oktober 2019   16:15 Diperbarui: 23 Oktober 2019   16:22 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, maupun menyampaikan gagasan masih sangat minim. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa belum memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tersebut merasa malu atau takut untuk berkomunikasi langsung dengan guru. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di sekolah dasar dan sekolah menengah, kompetensi siswa untuk mengemukakan gagasan atau ide-ide dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran harus menjadi perhatian serius oleh pembimbing atau guru.  

Belajar merupakan kegiatan terstruktur dengan interaksi antara guru, peserta dan lingkungan . Ketiga aspek tersebut sebagai sumber daya dalam belajar untuk mencapai tujuan belajar. Peran guru sangat berpengaruh dalam pengembangan interaksi yaitu dengan adanya strategi, metode, media terbaik. Selain itu, keaktifan peserta didik dalam proses belajar ialah prinsip utama dalam kegiatan belajar.

Salah satu komponen yang sangat menentukan terhadap berhasil atau tidaknya suatu proses pengajaran adalah metode. Isjoni (dalam Baiduri, 2017: 1) berpendapat, kriteria jenis dan model pembelajaran yang baik yaitu bahwa semua jenis model pembelajaran dapat dianggap baik asalkan mereka memenuhi kriteria berikut ini: 1) upaya dan alokasi waktu yang signifikan mempengaruhi siswa dalam pembelajaran; 2) modelnya adalah untuk memenuhi cara belajar siswa; dan 3) para guru harus dapat menerapkan model yang dipilih dengan benar. Selain itu, keaktifan siswa menandakan satu dari prinsip utama dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus selektif dalam memilih metode pembelajaran yang mengembangkan motivasi dan keterampilan bertanya siswa.

Belajar sama halnya dengan berlatih. Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan praktik. Praktik dalam pembelajaran ialah dengan mengaplikasikan kegiatan belajar yaitu dengan cara mengekspresikan atau menyampaikan hasil dari proses kegiatan belajar. Dan hal tersebut menyebabkan adanya interaksi. Penerapan interaksi aktif dapat membangun pengalaman siswa dalam belajar. Seperti yang dikatakan oleh Lutfatul Latifah (2013:4) Manusia adalah makhluk sosial, maka keberadaannya akan dapat dikembangkan dalam kebersamaan dengan sesamanya. Potensi yang dimiliki seseorang akan terasah jika dalam kesempatan tertentu ada interaksi dengan orang lain. 

Begitu pula siswa sebagai individu dalam mewujudkan dirinya sebagai manusia dilingkungannya harus terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan perilaku penuh tanggung jawab terhadap sesamanya. Sekolah adalah tempat untuk membantu siswa menemukan jati dirinya sebagai bagian dari masyarakat. Siswa mengelola pengetahuan, keterampilan dan sikap secara inisiatif karena hal tersebut tidak dapat ditransfer tanpa syarat. Guru memang memfasilitasi dan melayani sumber belajar akan tetapi siswa sendiri yang mengelola dan memahami sumber daya berdasar kemampuan, bakat, motivasi, gairah dan latar belakang. 

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar siswa ditetapkan sebagai indikator kualitas standar belajar. Salah satu kegiatan belajar siswa disebut aktivitas lisan yang merupakan kegiatan siswa dalam mengungkapkan fakta atau prinsip, menghubungkan kemunculan, mengarahkan pertanyaan, menasihati, mengekspresikan ide, mewawancarai, mendiskusikan, dan menyela.

Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan adanya interaksi.  Interaksi  tersebut dapat terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan kelompok  dalam bentuk mengekspresikan ide atau menyampaikan gagasan, bertanya dan menjawab pertanyaan. Untuk membangun siswa faktual, konseptual dan prosedural yaitu dengan cara bertanya. Siswa yang aktif salah satunya adalah siswa yang bertanya guna meningkatkan pemahaman dan pemikiran meta-kognitif yang dapat dicapai melalui diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. 

Selain itu, keaktifan siswa juga dapat dilihat dari menyampaikan ide-ide atau gagasan dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut termasuk dalam berkomunikasi. Berkomunikasi adalah cara mengekspresikan hasil yang dikonseptualisasikan dalam yang diucapkan dan bentuk tertulis, gambar atau sketsa, diagram atau bahkan gambar setelah melakukan presentasi, menyusun laporan, dan / atau pemodelan kerja. Intinya, kegiatan yang diucapkan adalah dimulai dari pengamatan pada objek-objek tertentu, bukan berdasarkan kontemplasi, yang sengaja ditujukan untuk mengekspresikan ide kepada orang lain. Sardiman (dalam Baiduri, 2017: 2) menjelaskan bahwa, aktivitas yang diucapkan adalah serangkaian kegiatan yang selalu dieksekusi oleh siswa selama proses belajar selain tujuh kegiatan lain yang terdiri dari visual, menulis, mendengarkan, menggambar, bergerak, mental, dankegiatan emosional.

Keaktifan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya siswa pada dasarnya adalah individu yang aktif, kreatif, dinamis dalam menghadapi lingkungan dan mempunyai potensi/ kemampuan untuk berkembang yang berbeda-beda (Yusmiati, 2010: 2). Siswa aktif dapat terlihat dari cara mengikuti kegiatan belajar mengajar, aktif dalam bertanya dan aktif dalam menjawab pertanyaan, serta dapat mengikuti jalannya suatu diskusi dengan baik.

Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok yaitu siswa yang memiliki kemampuan dan keaktifan dalam mengikuti jalannya diskusi kelompok seperti aktif bertanya dan mendengarkan, mengeluarkan ide/ gagasan yang dimilikinya, mampu menghargai pendapat orang lain dan dalam prosesnya mematuhi peraturan yang berlaku dengan mengikuti jalannya diskusi serta menyepakati hasil diskusi. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dapat terlihat dari keaktifan dalam kegiatan diskusi kelompok. 

Apabila siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, maka dalam kegiatan belajar siswa pun cenderung pasif. Karena dengan kegiatan diskusi siswa diharapkan belajar berbicara didepan temen-temannya, belajar mengemukakan pendapat, gagasan serta ide yang dimilikinya. Sehingga dalam kegiatan belajar pun siswa mampu aktif mengikuti kegiatan belajar, ketika guru menanyakan materi siswa mampu menjawab. Karena siswa cenderung aktif mengikuti diskusi, siswa kurang aktif dalam berkomunikasi, kondisi seperti ini akan menghambat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun