Mohon tunggu...
Yulia Rahmawati
Yulia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya

Menulis adalah salah satu cara mengabadikan ingatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teori Pertukaran Sosial Peter M. Blaw dalam Menganalisis Isu Penundaan Pemilu dan Perpanjangan Jabatan Presiden

5 Desember 2022   19:02 Diperbarui: 6 Desember 2022   00:20 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peter M. Blau menilai bahwa teori pertukaran yang dikemukakan Homans cenderung ke arah reduksionisme psikologis yang menekankan bahwa perilaku individu merupakan gambaran dari perilaku seluruh kelompok. Konsep Blau mengenai teori pertukaran social terbatas terhadap tingkah laku yang menghasilkan ganjaran atau sanksi social. Blau menyatakan bahwa terjadi tarik – menarik yang mendasar antara pelaku – pelaku social tersebut yang menyebabkan terjadinya teori pertukaran social, dan dia menggunakan paradigm yang terdapat dalam karya Homans untuk menjelaskan mengenai ketimpangan kekuasaan. Ketimpangan tersebt bias terjadi dikarenakan adanya ketidakseimbangan ganjaran antara satu pihak dengan pihak yang lain. Teori pertukaran dan kekuatan dalam kehidupan sosial yang dikemukakan Blau pada dasarnya menganut perspektif Homans, tetapi ada suatu perbedaan penting. Homans lebih menekankan pada perilaku individu yang mempengaruhi segala aktivitas sedangkan Blau menekankan pada skala yang besar yaitu kelompok. Blau menggabungkan bentuk – bentuk elementer perilaku sosial dengan pertukaran pada tingkat – tingkat struktural dan budaya

Peter M. Blaw berusaha mengembangkan sebuah teori pertukaran yang menggabungkan tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur masyarakat yang lebih luas, yakni antara kelompok, organisasi, dan Negara. Konsep Blau tentang pertukaran sosial terbatas pada tingkah laku yang mendatangkan imbalan, yakni tingkah laku yang akan berhenti kalau dia berasumsi bahwa tidak bakal akan ada imbalan lagi.Orang tertarik dengan kelompok karena ada hadiah atau imbalan. Orang- orang dalam kelompok imbalannya tidak bisa setara, maka timbul ketimpangan kekuasaan, maka tersedia 4 kemungkinan yakni orang itu dapat memaksa orang lain untuk membantunya, orang itu akan mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya, orang itu dapat mencoba terus bergaul dengan baik tanpa mendapatkan apa yang dibutuhkannya dari orang lain, dan orang itu mungkin akan menundukkan diri terhadap orang lain dan dengan demikian memberikan orang lain itu “penghargaan yang sama” dalam antar-hubungan mereka. Orang lain kemudian dapat menarik penghargaan yang diberikan itu ketika menginginkan orang yang ditundukkan itu melakukan sesuatu

Dengan menggunakan teori ini saya akan mencoba meganalisis isu penundaan pemilu dan jabatan presiden tiga periode. Akhir- akhir ini kita sedang digemparkan dengan berita penundaan pemilu dan jabatan presiden tiga periode. Usulan supaya penundaan Pemilu 2024 awalnya disampaikan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Usulan itu lalu diikuti oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Namun, beberapa parpol seperti PKS, Demokrat, PPP, PDIP, NasDem, dan Gerindra menolaknya. Muhaimin Iskandar sebagai pengusung ide penundaan pemilu 2024 menyatakan bahwa hal itu akan tergantung pada sikap para ketua umum partai politik yang akan bertarung nantinya. Meskipun mendapatkan kecaman, pria yang akrab disapa Cak Imin itu masih belum menarik idenya tersebut. Usulan tersebut tentunya mendapat kritikan dari banyak pihak termasuk akademisi. Menurut mereka tidak ada satu alasan pun Pemilu bisa ditunda. Termasuk alasan tidak adanya anggaran dan masih terjadinya masa Pandemi Covid-19 di dalam negeri. "Untuk memindahkan dan membangun IKN saja  kita punya uang dan berlandaskan pada UU IKN tapi kita tidak punya uang untuk election, itu jadi pertanyaan" (Tempo, 2022). 

Seperti yang kita tahu nama-nama pencetus ide ini salah satunya Cak Imin yang digadang-gadang akan maju menjadi capres pada pilpres 2024 (Kompas, 2022). Jika kita analisis menggunakan teori Blaw mengapa Cak Imin mengusulkan ide sedemikian? Bisa jadi Cak Imin ingin memperoleh jabatan di masa pemerintahan Jokowi selanjutnya. Survei menunjukkan bahwa Cak Imin tidak masuk dalam survei besar Capres. Sehingga ada perasaan khawatir jika saat pilpres ia akan menerima kekalahan. Maka dari itu tindakan untuk menunda pemilu padahal dirinya diberitakan akan maju menjadi capres menjadi sangat menarik untuk dibahas. Teori pertukaran sosial Blaw mungkin bisa kita gunakan. Sebagai kandidat yang kalah survei tiga besar, Cak Imin berbalik mendukung Jokowi untuk masa jabatan tiga periode dengan harapan ia akan mendapat hadiah seperti yang dikatakan Blaw bahwa orang tertarik dengan kelompok karena ada hadiah atau imbalan. Apa imbalan yang diharapkan Cak Imin? Jika Cak Imin mendukung penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden ia akan dianggap berjasa (cari muka) dan atas jasanya diberikanlah imbalan berupa kursi menteri atau jabatan-jabatan tinggi lainnya. Selain itu Cak Imin juga berharap akan mendapatkan banyak kursi dewan yang dapat diisi oleh PKB. Kembali lagi ini hanyalah hipotesis yang saya coba terangkan dengan berkaca pada fakta yang ada.

Jadi isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden ini kemungkinan besar adalah langkah para individu atau sekelompok orang untuk memperoleh jabatan atau menurut Blaw adalah hadiah dari adanya pertukaran sosial. Seperti Cak Imin yang menggemborkan dirinya akan maju capres namun sekarang berbalik mendukung perpanjangan jabatan presiden dengan fakta bahawa ternyata Cak Imin kalah survei tiga besar capres 2024. Fenomena ini menjadi bahasa yang unik dan menarik dari sudut pandang sosiologi. Hal ini relevan dengan teori Blaw yang menekankan pada struktur dan kelompok dalam hal ini adalah Negara dan partai politik .

Referensi : 

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Belajar: Yogyakarta 

Journal Universitas Kristen Satriya Wacana: Teori Pertukaran Social dan Teori Pertuakaran Social dalam Pandangan Peter M. Blau 

Rachman, A. (2022). Tempo. Akademisi Anggap Tak Ada Alasan Penundaan Pemilu2024.https://nasional.tempo.co/read/1568796/akademisi-anggap-tak-ada-alasan penundaan pemilu-2024. Diakses oada 24 Maret 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun