Delapan. Aku tau masih lama angka itu tiba. Jam dinding masih harus berdetik ribuan kali. Begitu juga lampu kamarku, entah berapa kali ia akan padam-nyala sampai angka itu sempurna.
Aku terbaring seperti biasanya. Tenggelam dalam hening. Mencoba memahami makna dalam kata. Mencoba melerai dialektika dalam kata-kata.
Tulisan ini untuk kamu dan aku. Untuk kita yang terjebak dalam kondisi yang tak pasti, yang sibuk mengeja rindu dalam rumah, yang bingung menjahit duka dalam suka.
Ini retorikaku. Menyihir rasa dalam kata. Sakadar berharap besok kita berjumpa. Melipat jarak. Menjadikan temu yang saat ini semu.
Tulisan ini untuk kamu dan aku.
Untuk kita yang bertutur dengar rasa.
Terima kasih telah ada.
Mari saling menguatkan. []LR
Ambon, 28/04/20
~dariku yang kau tau.