Mohon tunggu...
Lia Rayap
Lia Rayap Mohon Tunggu... Administrasi - poems, writings, and dark things.

- D A S -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Selasar Malam

17 Oktober 2017   11:15 Diperbarui: 18 Oktober 2017   01:21 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika mata saja tidak bisa menerimaku, apalagi hati yang lembut?.
JIka pagi saja tidak ingin menyapaku, apalagi senja yang indah?.

Di selasar malam aku duduk.
Diam.
Tenggelam dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih sama?.
Keputusanku benar?.
Ini terlambat?.
Apa lebih baik tidak sama sekali.

Ini tentang masa lalu.
Yang pantas digelar. Atau disembunyikan?
Ini tentang masa lalu.
Yang bakal jadi bom diri. Atau pelukan menenangkan?

Dingin mengendap,
membisik,
menyeringai,
dan kembali menertawakan.

Asaku ingin melompati hari.
Layak pagi bertemu pagi tanpa melewati malam.
Layak senja mencumbu senja tanpa melewati siang.
Layak satu bertemu tiga tanpa melewati dua.
Mustahil.
Aku mengigau.

Dingin kembali mengendap bersama angin.
Membisik,
Menyeringai,
Dan kembali menertawakan.

Maka biar saja aku terhuyung oleh ratapan.
Dari satu kecemasan ke kecemasan lainnya.

Moluccas, 4 November 2015

Repost blog pribadi https://amaliayulian.wordpress.com/2017/10/08/aku-dan-selasar-malam/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun