Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Bijak Menghadapi Musim Kemarau, 4 Langkah yang Harus Dilakukan

5 September 2021   13:38 Diperbarui: 5 September 2021   16:30 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar banjarmasin.tribunnews.com

Jika anda merupakan pengguna penampungan air portable seperti ember dan sejenisnya, tutuplah penampung air tersebut supaya tidak kotor karena debu dan benda yang berjatuhan.

Sehingga air bersih tersebut tetap dapat digunakan tanpa tercemar dari lingkungan sekitar.

3. Bijak dalam menggunakan air

Selain itu, jika Anda  salah satu orang yang ingin menghemat air dengan baik, perlu melakukan pemantauan pada penggunaan air di rumah. 

Tanpa adanya pemantauan air, maka di rumah bisa terjadi air keran yang meluber di kamar mandi atau di bak penampungan jika tidak memakai otomatis tandon.

Tanpa adanya pemantauan air bersih yang seharusnya bisa dikendalikan memang bisa saja kemudian sumber daya ini menjadi terbuang sia-sia.

4. Hindari Membakar Sampah Sembarangan.

Musim kemarau identik dengan kekeringan, banyak hutan pun tanaman menjadi kering.
Rantin dan daun pun jatuh berserakan.

Maka dari itu, hindari membakar sampah atau ranting pada waktu siang hari. Karena saat itu angin bertiup sangat kencang sehingga menimbulkan satu percikkan api menjadi berkobar.

Peristiwa ini mengingatkan kisah pilu paman dari suami saya. Pada waktu itu beliau hendak membakar dedaunan di lahan. 

Namun, pada saat membeli korek api di perkampungan sekitar, pedagang tersebut menyiasati bahwa korek api telah habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun