Mohon tunggu...
Yulia Amirul Fata
Yulia Amirul Fata Mohon Tunggu... Dosen

Forest hydrology enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Nature

Inovasi Biopori dari Bahan Bekas, FP UB Dorong Konservasi Air di UB Forest

11 Agustus 2025   20:35 Diperbarui: 11 Agustus 2025   20:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang, Juli 2025 -- Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) memulai kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program "Pengembangan Sumberdaya Manusia Magersaren dan Pesanggem dalam Kegiatan Konservasi dan Pemanfaatan Air di UB Forest" yang dipimpin oleh Dr. Yulia Amirul Fata. Pada minggu pertama, fokus kegiatan mencakup pemetaan lokasi mata air dan titik penampungan air hujan, serta sosialisasi konservasi air kepada warga Dusun Sumberwangi. Tim melakukan survei lapangan untuk menentukan lokasi strategis dan mudah diakses, mengukur kapasitas air yang dapat ditampung, serta mengidentifikasi potensi ancaman terhadap kelestarian mata air.

Sosialisasi juga menjadi ajang untuk memperkenalkan teknologi tepat guna lubang resapan biopori (LRB) yang dibuat dari botol atau galon bekas. Teknologi ini berfungsi mempercepat penyerapan air ke tanah sekaligus menjadi media pengomposan. Sebanyak lima unit LRB dipasang di sekitar rumah warga dan diisi dengan pupuk kompos, sebagai contoh penerapan sederhana namun efektif untuk konservasi air. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) FP UB bertajuk "Konservasi Air Sederhana Menggunakan Lubang Resapan Biopori dengan Bahan Bekas (Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang)". Pelaksanaan sosialisasi dihadiri oleh warga Dusun Sumberwangi, mahasiswa KKN, perwakilan UB Forest, serta koordinator KKN dan Pengmas.

Menurut Dr. Yulia Amirul Fata, pendekatan ini menggabungkan aspek teknis dan edukatif. "Kami ingin membekali masyarakat dengan keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan di rumah masing-masing, sambil meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya air," ujarnya. Dengan memanfaatkan bahan bekas, kegiatan ini juga menunjukkan bahwa inovasi ramah lingkungan dapat diimplementasikan tanpa biaya besar, serta mendorong perilaku ekonomi sirkular di masyarakat.

Kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, yang menekankan ketersediaan dan pengelolaan air bersih secara berkelanjutan; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang mendorong pengembangan teknologi tepat guna dan infrastruktur sederhana untuk mendukung keberlanjutan; serta SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, yang mengajak masyarakat untuk mengambil tindakan nyata dalam menghadapi dampak perubahan iklim melalui teknologi adaptif. Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi model konservasi air berbasis komunitas yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun