Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Kritik untuk STIP

13 Januari 2017   09:53 Diperbarui: 13 Januari 2017   09:56 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, coba pikir juga, apakah keluarga korban tersebut ikhlas? Tentunya tidak, meskipun mereka berkata telah mengikhlaskan saat diwawancarai oleh wartawan. Keluarga korban pasti juga sedikit banyak menyimpan dendam. Bahkan jika saya menjadi ayah dari korban, saya akan meminta untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang telah pelaku lakukan. Minimal seperti itu.

Ketiga, untuk pimpinan institusi tempat langganan terjadi tindak kekerasan, apa yang anda lakukan selama ini? Tidak bisakah mengontrol siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari satu RW tersebut? Atau mungkin ada kesengajaan untuk membiarkan hal itu terjadi? Saya rasa tidak. Hanya saja pengawasan yang dilakukan kurang maksimal.

Oke, yang lalu biarlah berlalu. Sebagai orang cerdas (taruna PTK rata-rata cerdas karena seleksinya sangat ketat), mari berpikir, jangan lakukan kesalahan yang sama. Hilangkan tradisi-tradisi buruk berbau kekerasan dan penyiksaan. Memukul orang itu ada caranya sendiri, bahkan di militer, untuk menjadi pelatih yang biasa memukuli siswanya (sesuai ketentuan dan prosedur batas tertentu), harus menempuh kursus pelatih selama enam bulan. Renungkan.

Sumber: 1 dan 2


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun