Mohon tunggu...
Yulia Mbolik
Yulia Mbolik Mohon Tunggu... Jurnalis - Indonesia

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelor Tanaman dengan Segudang Khasiat, NTT "Provinsi Kelor"

22 September 2019   08:43 Diperbarui: 22 September 2019   09:08 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: openfit.com

Kelor atau nama ilmiah nya (Moringa oleifera), yang di ketahui berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India ini sangat umum di jumpai ketika berada di kawasan Nusa Tenggara Timur masyarakat sekitar biasa menyebut nya dengan nama Marungga, cukup dikenal masyarakat luas dan tidak asing lagi di telinga orang Indonesia, hampir di setiap rumah penduduk ada tanaman ini di depan pekarangan tempat tinggal nya.

Faktor kondisi tanah di wilayah bagian timur Indonesia dan iklim yang mendukung akibat curah hujan yang dominan lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lain, sangat cocok untuk proses pertumbuhan tanaman kelor.

Pada awal nya tanaman ini dianggap masyarakat setempat sebagai tanaman mistis yang dipercaya masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan supranatural, sehingga tanaman ini dibiarkan tumbuh begitu saja tanpa ada perawatan khusus sama sekali, kemudian setelah di teliti oleh pemerintah setempat, ternyata tanaman kelor sangat banyak manfaat nya bagi kesehatan tubuh. 

Contoh nya saja dapat menyembuhkan berbagai penyakit diantara lain seperti: penyakit jantung, kanker, diabetes, rematik, darah tinggi serta masih banyak lagi dan sudah terbukti melalui uji klinis yang telah dilakukan dan sudah diakui oleh dinas kesehatan.

Jika ditinjau lebih dalam lagi, maka kita dapat  mengetahui berbagai manfaat yang ada dalam tanaman kelor, selain untuk di jadikan sayur, tanaman kelor ini bisa diolah dan dimanfaatkan sebagai obat herbal. 

Selain itu biji dari tanaman kelor dapat juga digunakan sebagai penjernian air limbah karet, seperti yang telah dilakukan daerah Yogyakarta telah memanfaatkan biji kelor untuk menjernihkan sungai,danau, kolam, dan lainnya. 

Bahkan studi yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjuluki tanaman kelor sebagai pohon ajaib, dikarenakan tanaman ini memberikan berbagai manfaat jika dikonsumsi dengan secukupnya, kandungan yang dimiliki tanaman kelor seperti antioksidan, menjaga kekebalan tubuh, untuk mata dan otak, serta berguna untuk menjaga kesehatan kulit.

Nusa Tenggara Timur Sebagai "Provinsi Kelor"

Pada tahun 2018 lalu, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Nusa Tenggara Timur menyiapkan anakan tanaman kelor sebanyak 30 ribu anakan, untuk diberikan kepada masyarakat yang ingin menanam nya, dan adanya gaungan dari Gurbernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskotad yang meminta kepada masyarakat untuk adanya kesadaran menanam dan mengonsumsi tanaman kelor bagi masyarakat sekitar, guna menangani masalah gizi buruk di daerah NTT.

Adanya dukungan pemerintah yang memproklamasikan diri sebagai "Provinsi Kelor" dengan alasan bahwa dapat mengembangkan tanaman kelor yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, sehingga pemerintah optimis bisa mencapai target nya menjadi provinsi kelor dengan 50 juta pohon kelor, jika saja terdapat 50 kelompok tani guna dapat mendongkrak perekonomian, maka dipastikan bisa terwujud nya NTT sebagai "Provinsi Kelor". 

Pemerintah membuat sebuah kelompok tani guna membantu membudidayakan tanaman kelor serta memanfaatkan tanaman tersebut selain untuk lauk, bisa juga sebagai bahan makanan lain yang memiliki nilai jual tinggi.

Adapun kendala yang dihadapi para kelompok tani pada saat mengelola tanaman ini antara lain:

1. Sumber Daya Manusia

Seperti yang kita ketahui jika kurang nya daya tarik sebagian masyarakat akan pengelolahan tanaman kelor, dikarenakan mereka cenderung melihat ke satu sisi yang membuat stigma kebanyakan masyarakat bahwa, bertani tidak dapat menghidupi diri mereka yang susah dihilangkan, sehingga sangat sulit menarik keluar mereka dari pemikiran yang tidak benar, akibatnya masih sedikit masyarakat yang ikut andil untuk melaksanakan program pemerintah.

2. Produksi

Belum banyak yang melirik tanaman kelor sebagai ladang usaha mereka, kebanyakan masyarakat setempat belum mampu mengelolah hasil budidaya tanaman kelor dengan baik, padahal jika dilihat ada sebuah peluang besar masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dari pengelolahan tanaman kelor, cenderung masyarakat kita masih mengonsumsi sebagai sayuran. Mereka belum pandai mengelola hasil tersebut secara maksimal.

3. Kurangnya Konsumen

Kebanyakan orang menganggap tanaman kelor sebagai tanaman yang kampungan, sehingga banyak dari mereka mengikuti perubahan keadaan lingkungan membuat masyarakat tidak ingin mengonsumsi tanaman kelor, takut nya dianggap sebagai orang jadul di tengah lingkungan masyarakat, ini menjadi sebuah masalah sepele yang bisa menjadi besar karena pengaruh nya terhadap gaya hidup masyarakat itu sendiri, padahal banyak manfaat yang di dapat ketika mengonsumsi tanaman kelor.

Oleh karena itu, harus adanya suatu gebrakan perubahan agar terwujud nya NTT sebagai "Provinsi Kelor", serta partisipasi semua kalangan masyarakat yang ingin membantu perekonomian daerah. Karena susah sekali jika semua kalangan tidak ikut berpartisipasi dan mampu bersinergi dengan baik. 

Karena:

"Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun