Dari Gramedia Basuki Rahmat ke Gramedia Kayutangan, Sebuah Transformasi untuk Lebih Memberi Arti

Gramedia Kayutangan benar-benar ramai siang itu. Jam sudah menunjukkan pukul dua lebih dan para pengunjung terus berdatangan.

Suasana parkiran meluber. Bahkan saya baru bisa parkir di dekat jembatan penyeberangan yang berlokasi agak jauh dari Gramedia. Kondisinya penuh juga.

"Ruame ya Pak," kata saya pada pak petugas parkir.

Baca juga: Sebuah Siang yang Manis Bersama Es Puter

"Wonten acara, Mbak," jawab Pak Parkir.

Aha, hari itu (Sabtu, 4/10) di Gramedia memang ada acara istimewa. Tere Liye, penulis buku yang sangat kondang siang itu datang ke Gramedia Kayutangan.

Saya ikut bergabung dalam keramaian suasana. Di lantai dua ternyata pengunjung sudah demikian banyak. Berdua, saya dan anak saya hanya sebentar mendengarkan perbincangan Tere Liye dan penggemarnya. 

Kami hanya bisa memotret dari jauh. Untung anak saya tinggi sehingga dia bisa mendapatkan gambar Tere Liye di tengah kerumunan penggemarnya.

Baca juga: Dari Cap Moci hingga Kapal Api, Siap Hadapi Hari Bersama Kopi

Acara jumpa Tere Liye di Gramedia Kayutangan, dokumentasi pribadi 

Baca juga: Bimbel Jelang TKA, Melatih Ketangguhan Siapa?

Jumpa Tere Liye dan para penggemar, dokumentasi pribadi 

Jalan jalan ke toko buku adalah hal yang sangat menyenangkan. Melihat buku-buku baru yang tertata cantik, menghirup aroma buku adalah hal yang sangat menggoda dan menghadirkan pesona tersendiri bagi beberapa orang termasuk saya.