Malam itu, tepat tanggal 17 Agustus 2025 saya berkesempatan nonton bareng film Eling-eling Peniwen di Gramedia Kayutangan lantai dua.
Peserta lumayan banyak, mayoritas anak- anak muda penggemar sejarah.Â
Sekitar pukul tujuh, lampu ruangan dimatikan. Suasana manjadi hening ketika layar di depan kami mulai menayangkan sebuah film dokumenter.Â
Film yang didukung oleh departemen sejarah Universitas Negeri Malang ini berdurasi sekitar 40 menit saja. Tidak panjang memang. Tapi cukup banyak bercerita tentang tragedi yang terjadi di Peniwen pada tahun 1949.
Tentang Desa Peniwen dan Peniwen Affair
Peniwen adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa yang sangat indah dengan mayoritas penduduk beragama Kristen.
Tragedi Peniwen berawal ketika pada pertengahan bulan Februari 1949, tentara Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL) mulai memasuki Peniwen dan menghujani Peniwen dengan peluru-peluru dan meriam.Â
Dalih dari  KNIL memasuki desa tersebut adalah untuk mencari seorang pemberontak yang disembunyikan di Peniwen. Pemberontak yang dimaksud adalah seorang pendeta yang sedang memperjuangkan hak-hak warga Peniwen.Â