Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Rekreasi Sengkaling, Sebuah Perjalanan Mengenang Masa Lalu

18 Juli 2025   12:46 Diperbarui: 18 Juli 2025   12:46 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandian, salah satu daya tarik Taman Rekreasi Sengkaling, dokumentasi pribadi 

Hari itu kami mendapat undangan untuk makan bersama sepulang sekolah. Aha, sebuah hal yang pantang ditolak, apalagi undangannya kali ini dalam rangka syukuran ulang tahun teman.

"Sengkaling? Jauh sekali?" tanya saya heran

Sengkaling adalah sebuah wahana rekreasi yang ada di Kabupaten Malang.

"Ah, tidak jauh.. ya manut sajalah wong kita diundang," jawab teman saya sambil tertawa.

 Selama ini makan di daerah sekitar Sengkaling tidak pernah masuk dalam agenda kami. Ya, jarak Sengkaling ke sekolah cukup jauh. Kira-kira setengah jam bersepeda motor. Belum lagi macetnya.

Akhirnya kami berangkat bersama dari sekolah dengan kendaraan moda online. Suasana jalan lumayan ramai, terutama di sekitar Sumbersari dan Dinoyo. Tentu saja, di daerah ini banyak ditinggali mahasiswa baik yang kuliah di UIN, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang juga Universitas Negeri Malang.

Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya kami sampai. 

Kedai Sekul, Sumber gambar : For your plate
Kedai Sekul, Sumber gambar : For your plate

Sekul (Sengkaling kuliner )  yang kami tuju. Sebuah tempat makan yang lumayan luas dan berada  tepat di dekat pintu masuk Taman Rekreasi Sengkaling. 

Nama yang menarik, sekul artinya nasi, nasi erat kaitannya dengan makan.  Cocok sekali karena sekul menyediakan berbagai macam hidangan untuk orang orang yang perlu makan alias lapar.

Saat itu suasana tidak begitu ramai. 

Bersama kami menikmati hidangan di Sekul dengan suasana gembira. Sesekali ada canda di antara kami. 

Sekitar pukul setengah empat acara makan selesai. Bergegas kami akan segera pesan mobil lagi untuk balik sekolah guna mengambil kendaraan kami masing masing. 

Tapi ya ampun, satu kejutan telah menanti. Teman kami yang berulang tahun mengeluarkan enam buah tiket untuk masuk Sengkaling.

"Dipakai besok bisa?" tanya salah satu teman saya.

"Harus hari ini," kata teman saya sambil tertawa. 

Waduh.., agar tiket tidak hangus akhirnya 'terpaksa' kami berenam masuk. Ini namanya rezeki.., tidak ada angin tidak ada hujan tahu tahu rekreasi ke Sengkaling, pikir kami.

Tempat berfoto yang menarik, dokumentasi pribadi Buz
Tempat berfoto yang menarik, dokumentasi pribadi Buz

Agak aneh juga rasanya pergi ke taman rekreasi di sore hari. Tapi tak apalah, hitung hitung refreshing juga.

Sedikit tentang Taman Rekreasi Sengkaling, tempat rekreasi ini terletak di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 

Taman Rekreasi Sengkaling pertama kali didirikan oleh seorang yang berkewarganegaraan Belanda, yaitu Mr. Coolman pada tahun 1950. Pada tahun 1975 dikelola oleh PT Bentoel dan pindah dikelola oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2015.

Daya tarik utama taman rekreasi ini adalah berbagai wahana permainan anak-anak, tempat berenang dan bersepeda air di telaga buatan, berbagai  koleksi binatang dan kolam renang. 

Sekul atau Sengkaling Kuliner yang terletak di depan juga  hotel yang bernama Kapal Garden Hotel yang bentuknya seperti kapal termasuk daya tarik yang dimiliki  taman rekreasi ini.

Pesona Primitif, salah satu wahana di Sengkaling, dokumentasi pribadi 
Pesona Primitif, salah satu wahana di Sengkaling, dokumentasi pribadi 

Kami terus memasuki area taman rekreasi. Tampak setiap sudut ditata dengan cantik sehingga bisa menjadi tempat yang sangat mengasyikkan untuk berfoto. Di beberapa spot foto kami selalu menyempatkan untuk foto, baik sendiri maupun bareng. He..he...

Bagi saya sendiri perjalanan ke Sengkaling ini tak ubahnya sebuah perjalanan nostalgia.

Ya, di sekitar akhir tahun 70 an saya pernah rekreasi ke sini bersama para tetangga di kampung. Saat itu Sengkaling masih terbilang baru bagi kami, karena sebelumnya hanya diperuntukkan karyawan Bentoel Malang.  Karena penasaran dengan taman rekreasi baru ini, yang konon katanya tempat pemandiannya sangat bagus, kami beramai- ramai ke sana naik colt L 300.

Rasanya bagaimana? Wuih, senang sekali. Apalagi ketika datang ke sana pemandangannya memang benar- benar bagus. Jauh lebih bagus dari tempat rekreasi lain yang pernah kami datangi.

Saya yang saat itu masih usia SD sangat tertarik dengan patung putri salju dan tujuh orang kerdil yang sampai sekarang masih ada. Waktu itu saya tidak sempat berfoto kamera masih merupakan barang mahal, karenanya begitu ketemu lagi dengan putri salju, saya sempatkan untuk berfoto dulu. Aha...

Berfoto bersama putri salju, dokumentasi pribadi 
Berfoto bersama putri salju, dokumentasi pribadi 

Kapal berwarna putih yang terletak di tengah telaga juga masih kokoh berdiri. Dulu dalam pandangan saya dan teman-teman kapal ini tampak besar sekali. Kami bahkan masuk kapal dan berjalan- jalan di dalamnya.

Sepeda air, perahu naga masih ada. Masih terbayang serunya bersepeda air di sini. Jerit dan tawa kami bersatu dengan kecipak air telaga. Sesekali tampak ikan yang berenang ke sana kemari.

Menurut keterangan yang ada, banyak wahana yang ditambahkan di Sengkaling seperti outbound, Kapal Misteri, Bioskop 4D, Bom Bom Car, Kolam Tirtasari, Taman Satwa, dan Pesona Primitif. 

Sungguh tempat yang sangat cocok untuk sebuah taman edukasi khususnya TK dan SD. 

Ah ya, menurut cerita teman saya yang juga pembina TK, siswa -siswinya di saat- saat tertentu diajak ODL (Outdoor Learning) ke tempat ini.

Semakin masuk area Sengkaling semakin terasa betapa banyak perubahan yang ada. Di bagian belakang taman rekreasi ini ada sebuah sungai yang dipenuhi batu- batu besar. Dulu ini sepertinya batas tempat rekreasi Sengkaling.

Saya tiba-tiba ingat saat makan bekal di sini bersama teman-teman ketika itu setelah lelah bermain air. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan.

Posisi sungai sekarang berada di tengah taman rekreasi karena Sengkaling terus diperluas.  

Sungai dengan batu batu besar, dokumentasi pribadi 
Sungai dengan batu batu besar, dokumentasi pribadi 

Kami terus berjalan menyusuri jembatan di atas sungai. Tidak jauh dari sini ada bumi perkemahan yang areanya cukup luas. Tempat ini  sering dipakai untuk event- event tertentu, pramuka misalnya.

Kami memutari danau buatan yang di tengahnya terdapat kapal pesiar putih yang menjadi ikon taman rekreasi ini. Deretan perahu naga dan sepeda air di tepI telaga, sabar menunggu kedatangan penyewa.

"Naik sepeda air?" tanya teman saya.

"Tidak usah, Bu" jawab saya sambil tersenyum. Sebenarnya ingin juga, tapi hari sudah semakin sore. Di langit matahari sudah semakin condong ke barat.

"Ayo, sudah waktunya balik," ajak teman-teman. Ya, kami harus segera balik sekolah untuk mengambil sepeda motor kami.

Miniatur kapal pesiar dan sepeda air, dokumentasi pribadi 
Miniatur kapal pesiar dan sepeda air, dokumentasi pribadi 

Bergegas kami keluar dari Sengkaling dan pesan kendaraan lagi untuk menuju sekolah. 

Sengkaling semakin sepi. Satu demi satu pengunjung meninggalkan taman rekreasi.

Sungguh sebuah sore yang amat berkesan. Jalan- jalan ke Sengkaling bukan sekedar refreshing atau mencari angin segar. Perjalanan ini membuka kembali nostalgia tentang momen-momen manis yang pernah terukir di masa yang lalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun