Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Anak: Senyum Ibu Guru

14 November 2024   14:46 Diperbarui: 15 November 2024   05:50 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran di kelas, sumber gambar: pinterest

Adi berjalan pelan menuju ruang yang berada di dekat gazebo itu. Ruangan yang didominasi cat putih. Tampak rapi tapi juga dingin. Meja kursi tertata rapi. Hadirnya bunga dalam vas membuat ruangan terasa sedikit ramah.

Ternyata di sana sudah ada Shela dan Windi, siswa kelas 5A. Shela dan Windi? mereka anak anak yang pintar dan rajin. Tapi mengapa juga ada di sini?

"Adiyan Wiratama?" tanya Bapak Kepala Sekolah ramah begitu melihat kedatangannya. Adi mengangguk takut-takut.

"Duduk," kata Pak Bagja sambil menunjuk tempat kosong di sebelah Shela. Semua diam sejenak. Bapak kepala sekolah menutup buku di hadapannya.

"Jadi kalian bertiga saya minta untuk mewakili sekolah kita dalam lomba cerdas cermat tingkat kecamatan. Ada tiga mapel yang dilombakan yaitu matematika, IPA, IPS." Ketiga anak itu memperhatikan keterangan Bapak Kepala Sekolah dengan takjub.

"Shela sebagai wakil dari IPA, Windi dari IPS dan Adi dari matematika,"lanjut Pak Bagja.

Jika ada suara petasan di siang itu mungkin tidak akan membuat Adi sekaget sekarang. 

"Siap Pak," jawab Shela dan Windi sigap. Adi masih ternganga .

"Adi, kenapa?" tanya Pak Bagja sambil tersenyum.

"Apa saya bisa, Pak?" katanya tak percaya.

Pak Bagja menatap Adi sungguh-sungguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun