Oktober telah berlalu. Meski demikian bulan istimewa ini masih menyisakan berbagai kesibukan di sekolah kami.
Bulan Oktober identik dengan bulan bahasa karena di dalamnya telah diselenggarakan Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dalam momen yang sakral itu telah diikrarkan Sumpah Pemuda yang salah satu isinya adalah menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.
Dalam perkembangannya di sekolah, ternyata  bukan hanya Bahasa Indonesia yang dilombakan dalam perayaan Bulan Bahasa, tapi juga  bahasa daerah juga bahasa asing.
Kamis (31/10) kesibukan di sekolah begitu luar biasa. Setelah apel pembukaan, berbagai macam lombapun dimulai.
Ada berbagai nomor lomba yang diadakan yaitu pidato Bahasa Indonesia, geguritan, cipta puisi, musikalisasi puisi, mendongeng, story telling, majalah dinding, broadcasting, drama, speech contest, menulis indah aksara Jawa, pantomim, poster digital dan poster manual.
Ya, Â kalah menang itu urusan nanti, yang penting semua wajib berpartisipasi.
Di arena lomba dongeng anak- anak membawakan dongeng dari daerah -daerah di Indonesia dengan begitu percaya diri. Ada yang memakai kostum tertentu agar penampilan mereka lebih memikat.
Demikian pula di arena lomba story telling, pidato Bahasa Indonesia, geguritan, MC juga speech contest. Keberanian bicara dan  berekspresi, benar benar ditunjukkan oleh para delegasi kelas.
Lomba broadcasting juga demikian. Semua berlomba membuat karya yang bagus dengan bergaya dan bicara mirip presenter betulan.
Tidak kalah meriah adalah lomba drama dan musikalisasi puisi.Â
Hari yang luar biasa. Kreatifitas siswa begitu tampak dimana-mana. Bulan Bahasa benar benar bukan sekedar perayaan, karena lewat kegiatan ini ada berbagai manfaat yang bisa diambil yaitu:
1. Mendorong pelestarian bahasa dan budaya. Lewat kegiatan dongeng, geguritan maupun menulis indah aksara Jawa siswa diajak lebih peduli pada kekayaan budaya yang kita miliki selama ini.
3. Sebagai sarana untuk mengekspresikan karya sastra. Seperti lomba cipta puisi, geguritan ataupun musikalisasi puisi.
4. Lewat berbagai latihan siswa belajar bahwa tidak mudah membuat atau menampilkan karya. Di sini mereka belajar untuk menghargai karya orang lain dan melatih rasa percaya diri.
Setelah lomba hari Kamis, pagi ini diadakan pameran karya semua peserta di halaman sekolah.
Seperti kata sebuah nasehat: Utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing.
Semoga bermanfaat dan salam Kompasiana..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI