Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gusti Allah Iku Sugih, Sebuah Nasihat Kebajikan dari Ibuk

31 Juli 2022   06:59 Diperbarui: 31 Juli 2022   07:26 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibuk, Sumber gambar: Instagram Effendyyusa

Namun ternyata berbeda antara harapan dan kenyataan. Peminat les memang banyak, tapi tidak semua membayar. Ya, maklumlah saya tinggal di kampung dengan kondisi masyarakatnya yang beragam.

Dalam pandangan beberapa orang saat itu anak-anak bukan les tapi 'disinaoni'. Ada bedanya, kalau les harus membayar, kalau 'nyinaoni' ya tidak ada bayarannya.

Akhir bulan adalah saat yang saya tunggu- tunggu. Saat untuk mendapatkan uang les hasil jerih payah selama satu bulan, pikir saya.

Namun ternyata ada yang membayar, tapi banyak pula yang tidak. Ada yang membayar berupa uang , ada juga beras.

Sungguh saya merasa kecewa . Saya memberikan les supaya bisa membantu ibuk, tapi kenyataannya seperti itu.
"Kok tidak bayar semua ya, Buk? " kata saya pada ibuk saat itu.

Ibuk cuma tersenyum sambil menatap saya kasihan.
"Gak apa-apa Nduk, Gusti Allah iku sugih.. Pasti nanti diberi ganti yang lebih baik, "
"Sabar ya? " kata ibuk menentramkam

Sabar? Padahal saya tahu, kondisi ekonomi kami kian terpuruk. Tanggungan ibuk di warung semakin banyak.
Sedih rasanya. Meski les terus berjalan, uang saya tak begitu banyak. Jangankan membantu ibuk. Paling hanya cukup untuk sangu saya sendiri.

Tapi ketika saya berniat menghentikan les itu ibuk mencegah.
"Jangan Nduk, nanti pasti ada gantinya, " kata beliau.

Mungkin ibuk juga tidak enak dengan orang-orang kampung yang sudah terlanjur baik karena anaknya belajar di rumah.

Dalam kondisi seperti itu satu hal yang selalu saya ingat adalah ibuk begitu rajin berdoa. Tiap habis sholat saya melihat beliau terpekur daam doa yang begitu panjang.

Sumber gambar: The Asian Parent
Sumber gambar: The Asian Parent
Bahkan suatu malam saya mendengar doa ibu yang diucapkan dan membisikkan nama kami, anak-anaknya satu persatu. Saya begitu terharu mendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun