Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dan Home Visit pun Dilaksanakan Hari Itu

28 November 2021   20:55 Diperbarui: 28 November 2021   21:00 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru ada  banyak cerita yang tercipta. Ada yang menyenangkan,  menjengkelkan, lucu, tapi kadang juga menyedihkan.
****
Bu Ana menunduk.  Meski masker menutup sebagian wajahnya namun bias kesedihan tampak jelas di matanya.  Ada sedikit genangan air di sana.  Apalagi melihat ibu Adib yang terbata-bata menceritakan kepergian anaknya yang begitu mendadak.  Meningitis telah merenggut kebersamaannya dengan buah hatinya tercinta.

Pelayat sudah tak nampak lagi berganti dengan rombongan laki laki yang pergi ke masjid untuk menunaikan sholat Jumat. Ya,  rumah duka itu tak jauh letaknya dari masjid kampung.

Di dekat Bu Ana duduk Bu Fifi dengan bias kesedihan yang serupa.  
Sungguh tak terbayangkan siswa mereka yang masih menginjak usia 12 tahun tiba-tiba saja dipanggil sang Khalik.  

Adib.  Nama yang menyimpan banyak cerita.  Betapa banyak keluhan guru tentang kemalasan Adib.  Berkali -kali Bu Ana mendapat laporan dari para guru mapel. Baik karena Adib tidak datang saat pembelajaran atau tidak mengumpulkan tugas. Bu Ana sempat gemas dibuatnya.  

Tidak bisa dipungkiri nenjadi walikelas di saat pandemi memang 'sesuatu' rasanya.  Pandemi telah menyurutkan semangat sebagian siswa untuk menuntut ilmu.  

Pembelajaran di era pandemi dilaksanakan bergantian separo separo. Separo belajar di sekolah (PTM) dan yang lain belajar di rumah (BDR). Itu dilaksanakan bergantian

Dalam pelaksanaannya yang belajar di sekolah biasanya  lebih bersemangat daripada yang di rumah.  Ini bisa dilihat dari pengumpulan tugasnya. Tugas dari siswa yang belajar di sekolah  lebih lengkap daripada yang belajar di rumah.

Selalu ada siswa BDR  yang tidak mengumpulkan dengan berbagai alasan.  Padahal yang belajar di rumah boleh mengumpulkan tugas keesokan harinya.  

Ada juga siswa yang saat PTM tidak muncul,  saat BDR juga menghilang.  Nah. Adib adalah salah satunya.  

Berbagai usaha sudah dilakukan Bu Ana untuk mengingatkan Adib,  dan yang terakhir adalah meminta Adib tiap hari masuk sekolah.

Saat jadwal PTM ia masuk kelas, tetapi saat BDR ia belajar di perpustakaan.  Orang tua Adib setuju anaknya masuk tiap hari karena jarak rumah ke sekolah tidak begitu jauh, hanya 10 menit berjalan kaki.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun