Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sehari Menjelang PTM

5 September 2021   20:33 Diperbarui: 5 September 2021   20:59 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesibukan ibu, Sumber gambar : manado.tribunnews.com 

Bu Wiwik benar-benar sibuk hari Minggu ini. Bagaimana tidak? Besok anak-anaknya mulai PTM . Setelah hampir satu setengah tahun bersekolah daring akhirnya pertemuan tatap muka dilaksanakan juga. Memang bulan Mei Juni kemarin sempat dilaksanakan uji coba tatap muka. Tapi gara gara corona menggila lagi akhirnya daring lagi.

Sebenarnya ada  hal-hal yang menguntungkan saat anak-anak pembelajaran daring. Bu Wiwik tidak perlu setrika seragam, memasak pagi-pagi untuk bekal dan sarapan, mengingatkan anak-anak untuk bangun pagi.. Setidaknya paginya lebih santai daripada ketika pembelajaran luring.

Tapi yang tidak menyenangkan adalah ketika anak- anak kehabisan paketan atau secara sembunyi- sembunyi mereka main game saat mengikuti pelajaran. Sangat menjengkelkan. Bu Wiwik pernah ditegur oleh walikelas Doni karena banyak tugas Doni yang kosong.

Sejak saat itu Mbak Wiwik jadi seperti polisi di rumah. Sedikit-sedikit melihat Dino dan Doni yang sedang mengikuti pembelajaran di kamar mereka. Ia harus memastikan bahwa pembelajaran anak-anaknya aman dan terkendali.

Hal lain yang paling tidak disukai Bu Wiwik adalah ketika Dino atau Doni  bertanya tentang materi pelajaran. Duh... Kadang Bu Wiwik tidak mengerti dengan materi anak sekarang. Mengapa jauh berbeda dengan zamannya sekolah dulu ya?

"Browsing saja Le, atau tanya brainly " itu jawaban Bu Wiwik jika sudah menyerah. Daripada pusing. Urusan ekonomi sudah demikian membuat pusing, pikirnya.

Memang sih dengan dimulainya PTM ini kesibukannya akan bertambah. Tapi tak apa. Bagaimanapun juga pembelajaran langsung lebih bisa dipahami anak anak. Akan jadi apa anak-anak kalau daring terus terusan, pikirnya.

Dengan bersemangat Bu Wiwik menyetrika seragam anak-anak. Satu merah putih satu biru putih. Doni masih duduk di kelas 5 SD, sementara Dino yang sudah kelas 9 SMP.

"Le, ayo segera potong.. Gondrong semua itu," kata Bu Wiwik pada kedua anaknya. Yang disuruh masih tetap asyik dengan gamenya.

"Setengah jam lagi Buk, masih belum buka," jawab Dino.

Bu Wiwik segera mengambil uang sepuluh ribuan dua dan diserahkan pada Dino. "Ayo, segera potong.  Duuh, kelihatan buluk semua," katanya.

Dino menerima uang dari ibunya dan bergegas mengajak adiknya berangkat ke tukang potong depan pasar. Lumayan, ada kembalian 5000 rupiah, bisa untuk membeli sempol di dekat tukang potong rambut.

Sepeninggal anak-anak Bu Wiwik menyiapkan tupperware yang biasa dipakai anak-anak. Sudah lebih setahun kotak makan biru dan kuning itu bebas tugas sehingga harus masuk lemari makan. Sekarang waktu mereka bertugas lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Sekali lagi Bu Wiwik membuka kulkasnya. Sayur sudah dipotong-potong demikian juga tempe tahu untuk digoreng buat sarapan esok hari. Telur sudah berederet rapi di kulkas. Bumbu-bumbu sudah dikupas.

Bu Wiwik tersenyum puas. Ah, semua sudah tertata rapi, 'mening-mening'. Rencananya besok anak-anak sarapan dengan oseng sawi dan tempe, bekalnya dengan oseng sawi dan telur ceplok.

"Dino, Doni, ayo tidur, biar besok tidak kesiangan," katanya pada kedua anak kesayangannya.

Dino dan Doni segera beranjak ke kamar. Meski daring mereka tidak dibiasakan tidur terlalu malam.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sebentar lagi pasti suaminya pulang. Sejak PPKM sudah berubah ke level 3 toko tempatnya bekerja berkegiatan hampir seperti dulu.

Bu Wiwik menyiapkan kopi , lalu duduk manis di sofa. Sebentar lagi sinetron kegemarannya ditayangkan. Matanya memandang ke arah seragam yang digantung di depan pintu kamar. Ah, akhirnya seragam itu terpakai lagi, pikirnya.

Tiba-tiba.. Deg. Bu Wiwik baru sadar. Kenapa anak-anak tadi tidak diminta mencoba seragamnya ya? Ukurannya pasti sudah berubah. Satu setengah tahun di rumah membuat tubuh anak-anak lebih berisi. Apalagi Dino yang sedang di usia puber. Sedang pesat-pesatnya pertumbuhan badannya. Mati aku.., pasti tidak cukup ini, kemarin pas beli baju lebaran ukuran keduanya sudah banyak berubah.

Cepat-cepat Bu Wiwik ke kamar Dino dan Doni untuk meminta anak-anak mencoba seragam mereka. Langkah Bu Wiwik langsung terhenti ketika melihat keduanya sudah terbawa ke alam mimpi.

Waduh, bagaimana kalau benar-benar tidak cukup? Malam semakin larut seiring hati Bu Wiwik yang semakin resah.

Arti istilah:

PTM : Pembelajaran Tatap Muka

mening-mening : tertata rapi

buluk : kotor, tidak terurus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun