Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjelang Idul Adha

20 Juli 2021   12:37 Diperbarui: 20 Juli 2021   13:20 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keduanya langsung menuju kamar.  Bude Ari terbaring dengan tubuhnya yang kurus.  Begitu melihat kedatangan mereka Bude Ari memaksa diri untuk duduk.

"Berbaring saja Mbak Ari, " kata Ibuk.

"Aduh,  terima kasih ya Dik Siti..  Untung ada sampeyan.  Kalau tidak ada sampeyan saya pasti kesepian di sini.  Anak anak sibuk semua,"

"Lho..  Aan,  sudah besar Le..,  sudah kerja sekarang? " tanya Bude Ari ketika memandang Aan .  Aan tersenyum malu.

"Sampun bude. Di percetakan, " jawabnya sambil tersenyum.

"Alhamdulillah Le,  bisa bantu-bantu ibukmu, "

"Sudah Le,  kamu berangkat sana, " kata Ibuk 'mengusir' Aan.  Ibuk selalu mengerti saat Aan mulai merasa kurang nyaman dengan ucapan Bude. Karena sudah bisa ditebak pertanyaan Bude Ari selanjutnya pasti ke gaji dan lain lain. 

Ibuk mengantar Aan sampai pagar. "Ditunggu Pak Danu, " kata Ibuk. Aan mengangguk.  Pak Danu adalah takmir langgar. Dan hari ini beliau minta dibantu mempersiapkan penyembelihan kurban besok..

 "Gak usah baper,  mikir macam-macam.  Yang penting kita masih bisa berbuat sesuatu untuk orang lain, " bisik Ibuk.

Aan mengangguk.  Meski dalam hatinya ada banyak rasa yang berkecamuk.  Mengapa Ibuk tetap baik dan peduli meski sering tak diacuhkan oleh saudara yang lain? Bahkan Aan merasa Bude Ari sendiri sering tidak mempedulikan Ibuk.

Betapa sering Bude Ari meninggalkan Ibuk yang datang ke rumahnya dengan alasan ada urusan keluar dan akhirnya Ibuk hanya ditemani pembantunya. Tersinggung? Pasti. Tapi Ibuk bisa mengabaikan semua itu saat Bude Ari sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun