Ada beberapa cara saya untuk mengurangi kecemasan saat berada di rumah, di antaranya adalah:
1. Tidak membaca berita tentang covid, Â apalagi jika yang share tidak kompeten. Membaca yang perlu saja, lalu sudah. Â Tidak perlu mengeksplor terlalu jauh.Â
2. Membaca buku yang menyenangkan dan memberikan keteduhan. Bisa jadi buku-buku lama yang sudah pernah dibaca ataupun buku buku agama.
3. Menulis. Â Dengan menulis kita bisa mengungkapkan keresahan hati sehingga mengurangi sedikit beban dan rasa cemas.Â
4. Mendengarkan musik atau murottal. Mendengarkan musik dapat merangsang  keluarnya hormon dopamine di otak  yang membuat rasa bahagia. Mendengarkan murottal bisa membuat hati menjadi tenteram.Â
5. Â Lebih mendekat diri pada Sang Pencipta. Â Karena sungguh semua kejadian ini ada dalam kuasa Nya. Â Banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta membuat kita sadar betapa lemahnya manusia. Kita begitu keteteran ketika dihadapkan pada pasukan yang 'tak kasat mata' yaitu virus corona. Â
6. Tetap tenang
Bagaimanapun juga ketenangan sangat diperlukan saat menghadapi pandemi seperti ini. Tidak boleh cemas ataupun panik. Salah satu teori kesehatan yang sangat terkenal baik di Barat maupun di Timur adalah bahwa sakit tidak melulu disebabkan oleh lemahnya fisik tetapi bisa juga disebabkan oleh kondisi kejiwaan yang lemah.
Ketenangan adalah separuh dari obat dan kepanikan adalah separuh dari penyakit , demikian pernah diungkapkan oleh Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern.
Secemas apapun, marilah kita berusaha tetap tenang dengan banyak bersyukur atas semua anugerah Tuhan yang telah kita terima, terutama masih bisa berkumpul bersama orang --orang tercinta, tentu saja dengan tetap menaati prokes yang ada.
Demikian sedikit tulisan saya tentang bagaimana cara menetralisir kecemasan di masa pandemi ini.
Semoga pandemi ini lekas berlalu, Â dan kita senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menghadapinya.
Salam sehat :)