Saat penerimaan rapor kemarin di kelas saya seorang ibu sengaja pulang akhir. Padahal sekolah sudah berpesan, berhubung masih pandemi orang tua agar segera meninggalkan tempat sesudah mendapatkan rapor. Pasti ada sesuatu yang akan dibicarakan, pikir saya.
Setelah semua rapor tuntas terbagi, ibu ini mendekati saya.Â
"Mohon maaf Bu, anak saya ranking berapa ya?" beliau bertanya sopan.
Sesaat saya agak terkejut. Sudah lama kami tidak pernah mencantumkan ranking dalam rapor. Ketika saya jelaskan bahwa tidak ada ranking ,ibu ini masih bersikeras.
"Apakah Ibu tidak punya arsipnya? Bapaknya selalu menanyakan posisi ranking Raras, " katanya lagi.
Ibu siswa saya ini memang sangat care pada prestasi dan sering menghubungi saya untuk mengetahui perkembangan belajar Raras putrinya.
***
Bagi beberapa orang tua, saat mengambil rapor mengetahui ranking putra putrinya adalah sangat penting, sementara bagi yang lain mungkin tidak. Rapor yang merupakan laporan hasil kerja keras siswa selama satu semester rasanya kurang afdhol tanpa ranking. Ranking mencerminkan posisi perolehan nilai siswa dalam semua mapel dibandingkan dengan teman-temannya.
Semakin tinggi nilai ranking yang diperoleh siswa , idealnya semakin tinggi pula tingkat pencapaian tujuan belajarnya. Atau sebaliknya, semakin rendah nilai ranking berarti semakin rendah pula tingkat pencapaian tujuan belajarnya. Sekalipun kadang hal tersebut tidak selalu benar dikarenakan oleh beberapa sebab. Misal ada siswa yang mencontek atau tidak jujur dalam mengerjakan ulangan.
Ada beberapa alasan orang tua menganggap pentingnya ranking dalam rapor anaknya :
1. Kebanggaan. Siapa yang tidak bangga jika anak dapat masuk 5 atau 10 besar dalam kelas? Kebanggaan adalah alasan yang terbanyak dari orang tua untuk mengetahui ranking dari rapor yang diterima.