Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketika Saya Menghajar Ninja

21 Februari 2021   14:42 Diperbarui: 21 Februari 2021   14:49 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : AliExpress

Sekali lagi terdengar ketukan, Tok.. Tok.. Tok...  . Dengan masih mengenakan mukena pelan-pelan saya menuju ruang tamu yang gelap.

Tok.. Tok..  Tok...  terdengar lagi.

Saya mengintip dari balik tirai pintu.  Samar ada bayangan orang di teras.  Barangkali suami saya,  pikir saya.  Pintu saya buka pelan-pelan. 

Tiba-tiba.. Byus..!!Sesosok manusia dengan berkemul sarung berdiri di depan saya.  Saya terkejut luar biasa. Ninja! Refleks saya pukuli kepalanya.  "Astaghfirullah.... !" teriak saya.  Bak.. Buk.. Bak... Buk... Semua jurus pukulan yang saya tahu saya keluarkan semua sekuat-kuatnya.  Meski saya berdaster dan dia berninja saya tidak takut,  yang penting jangan sampai masuk rumah mengganggu anak saya, pikir saya.

"Rasakan! " saya pukuli sekuat-kuatnya.  Padahal tangan saya sangat gemetar saat itu.

"Ampuuun.. Ampuuun, wis... mandheg... Mandheg.., "

Astaga,  saya langsung menghentikan pukulan saya.  Seperti kenal suara itu.

"Buka! " kata saya dengan tetap mengepalkan tangan dengan napas terengah-engah.  Sang Ninja membuka sarung yang menutupi wajahnya. 

"Mamat..! " teriak saya tertahan.

Mamat menunduk lemas. Wajahnya sangat kuyu.  Kok bisa seh... Segera saya seret Mamat masuk rumah.  Jangan sampai ada tetangga keluar dan melihat apa yang sedang terjadi. 

Dengan wajah memelas Mamat meringis menahan sakit. Kasihan sekali.  Saya sungguh menyesal. Duh,  Mamat... Mamat.. Untung saat itu saya tidak menggunakan pentungan.  Padahal saat itu saya selalu siap pentungan di bawah tempat tidur saya.

Catatan : mandheg : berhenti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun