Kadang malah sesekali terdengar pertengkaran bapak dan ibuknya saat larut malam. Â Jika itu terjadi, Â Bastian pura pura tidur , menutup telinganya dan memeluk adik yang tidur di sebelahnya erat-erat.Â
Bapak merenung sambil menatap asap rokoknya yang membentuk lingkaran lingkaran kusut. Â Bastian menunggu beberapa saat.
"Besok ikut Bapak ke sekolah, Â Le, Â ada panggilan kepala sekolah, "
"Sama Bapak? " tanya Bastian.
"Ya, Â sama Bapak, " jawab bapak singkat. Tanpa berkata-kata bapak meninggalkan Bastian yang mengamati surat berkop sekolah di meja dapur.
Ternyata yang dipanggil oleh sekolah hari ini adalah yang sering tidak masuk kelas daring. Â Beberapa siswa, termasuk Bastian didampingi orang tuanya diberi pengarahan oleh kepala sekolah. Â Suasana terasa lengang. Duduk mereka berjauhan. Â Wajah-wajah kusut tertunduk tanpa bicara. Â Ya, Â sebenarnya para siswa sudah diingatkan untuk segera mengerjakan tugas-tugasnya atau melapor jika ada kendala dalam pembelajaran. Â Tapi hal itu tak mereka hiraukan. Â Entah apa alasannya.
Setelah lima belas menit  berbicara,  kepala sekolah mempersilakan orang tua dan siswa berkonsultasi dengan wali kelas untuk mencari solusi dari masalah mereka.Â
"Bas, cari wali kelasmu ya, Â Bapak ke toilet dulu, " kata bapak Bastian sambil berjalan ke arah toilet.
Bastian mengangguk dan segera menuju Bu Fahmi yang sudah berdiri di pintu aula dan mengajak Bastian ke perpustakaan. Harapan Bu Fahmi perpustakaan yang sepi membuat Bastian dan bapaknya tidak sungkan untuk bercerita sehingga masalah segera selesai dan dicarikan solusinya. Â Sampai setengah jam Bastian dan Bu Fahmi menunggu kedatangan bapak Bastian tapi tidak muncul juga. Bastian mulai gelisah.
"Saya cari di toilet ya, Â Bu? " katanya pada Bu Fahmi.Â
"Boleh, Â Bastian, Â barangkali bapak tidak tahu letak perpustakaan? " jawab Bu Fahmi. Bergegas Bastian mencari bapaknya.