Hati-hati dengan Matematika Kami

Kisah ini saya alami saat saya mengantar anak saya untuk mengikuti Tes Potensi Akademik disebuah perguruan tinggi di kota Bandung.  Meski sama sekali tidak pernah pergi ke sana,  berbekal tekad dan keberanian kami berangkat  dari Malang ke Bandung naik kereta api. 

Perjalanan 18 jam memang melelahkan, namun sekaligus menyenangkan.  Mengantar anak untuk menuntut ilmu di tempat baru selalu memberikan semangat dan kebahagiaan luar biasa dalam hati saya.

Setelah semalam beristirahat di rumah teman yang sangat berbaik hati untuk menampung kami selama di Bandung,  keesokan harinya pagi-pagi be

nar kami berangkat menuju kampus impian. Di hari yang sepagi itu sudah ratusan orang berkumpul di sana.  Gabungan antara calon mahasiswa dan orang tuanya.

Setelah para calon mahasiswa dikumpulkan di sebuah aula mereka lalu diarahkan ke sebuah gedung untuk melaksanakan TPA selama lebih kurang tiga jam. 

Pada saat yang sama, kami para orang tua terutama ibu-ibu duduk di depan aula.  Ibu-ibu dimana-mana sama.  Begitu duduk , berkenalan ,  pasti kemudian meluncur berbagai macam topik untuk dibicarakan.  Istilahnya langsung 'gayeng' .

Pada saat seperti itu mahasiswa dari angkatan sebelumnya banyak yang berkeliling berjualan macam macam merchandise.  Misalnya gantungan kunci,  kaos dengan logo fakultas ataupun berbagai macam buku. 

Seorang mahasiswa mendatangi kami dan menyodorkan kaos yang cantik dengan tulisan fakultas tertentu.

"Kaosnya,  Bu,  murah, " katanya sambil tersenyum pada kami.

"Berapa harganya? " tanya seorang ibu dari Bekasi.