Mohon tunggu...
Yulfa adisusatyo
Yulfa adisusatyo Mohon Tunggu... Freelancer - dunia adalah tempatku belajar.

saya datang, melihat, dan menang

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Cara Baru Menikmati Kopi: Kopi Lambada

11 Januari 2020   16:42 Diperbarui: 11 Januari 2020   16:42 3854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Dewasa ini, kaum muda kaum tua dan kaum-kaum lainnya lagi gembar-gembornya minum kopi. Dari kopi tubruk, espreso, kopi arabika, robusta, dan kopi nang kau dengan bismillah, Eh. Ya, kiranya tradisi minum kopi itu sedang hangat-hangatnya di Indonesia. Coffee shop merajalela di berbagai belahan Indonesia. Dari yang permanen, temporal, sampai keliling-keliling. Kira-kira, kalau tak salah kira, tradisi minum kopi beserta filosofi-filosofinya itu muncul dan merebak setelah penayangan film Filosofi Kopi. Tapi sebenarnya, sih. Sebelum itu pun, rakyat jelata juga sudah minum kopi dari beratus-ratus tahun sebelum abad ini. Cuma baru-baru ini aja, kumpul asal kumpul teriak, "Ngopi, woy. Ngopi!". Kemudian, muncul pula kaum Indie yang suka senja-kopi, senja-kopi. Aih, eling, senja-Kopi, senja-kopi, sakit maag, mati. Bahkan kaum Indie ini mengikrakan empat rukun Indie-nya yaitu: Senja, Kopi, Puisi, dan Naik Gunung (bila mampu). Tiada bosan-bosannya mereka mengimani senja. Tapi jangan salah, katanya, kopi itu minumannya para sufi. Loh, ini sebenarnya bahas apa?

Kembali ke judul! Jadi, mungkin sebagian orang atau sepenuhnya juga tidak apa-apa, yang suka minum kopi itu mengalami kebosanan dengan kopi. Maka saya akan menghadirkan cara baru menikmati kopi tanpa alat khusus biar minuman kopi lebih variatif, tidak membosankan sekaligus memacu adrenalin.

Berikut cara brewing kopi lambada yang bisa anda tidak tiru:

Kopi Lambada

Secara etimologis, lambada itu lombok. Tapi bukan Lombok yang pulau itu, lho. Lombok di sini itu cabe. Jangan tanya cabe itu apa. Cabe itu yang sering boncengan dobel tiga dan biasa ditemui di area-area perkebunan ketika malam minggu (eh, bukan, ini cabe-cabean). Cabe itu ya, cabe. Ada pun kopi lambada yang dimaksudkan adalah kopi yang dicampur dengan cabe. Brewing kopi jenis ini tidak hanya mampu menyegarkan mata tapi bisa menyegarkan pencernaan juga.

Cara seduh atau brew:

  1. Sila mengucap bismillah (Ingat, sebelum melakukan apa pun dianjurkan untuk mengucap kalimat itu). Arti tersiratnya bahwa kita sebelum bertindak harus senantiasa mempunyai kesadaran diri bahwa apa yang kita lakukan dilihat oleh Allah Swt. Sehingga kita diharapkan berhati-hati dalam tindakan. Apa hubungannya dengan minum kopi? Sesuka aku-lah!
  2. Sediakan air panas, kopi bubuk, gula, gelas, sendok, dan lambada. (Ingat, kesadaran diri diawasi Allah dan Malaikat-Nya yang siap mencatat) Jadi, pastikan bahan-bahannya halal dan gelasnya bukan hasil curian.
  3. Seduh kopi dengan cara tubruk. Caranya, tubrukkan saja antara air panas, kopi bubuk, dan gula di dalam gelas kemudian di tubruk-tubruk, eh, diaduk-aduk.
  4. Potong-potong cabe (disarankan memakai cabe rawit, bukan cabe-cabean) hingga ukuran kecil. Jangan terlalu kecil seperti atom, karena aku yakin pasti kamu kesusahan.
  5. Lalu, taburkan potongan cabe-cabe itu ke dalam kopi yang sudah diseduh tadi.
  6. Aduk sampai merata. Pastikan zat-zat cabe telah meresap sampai ke dasar-dasar gelas.

Nah, kopi lambada sudah jadi dan siap dinikmati. Untuk sensasi yang lebih baik dalam menikmati kopi ini, sila menghadap senja dan menyediakan ketela atau gorengan sebagai pelengkap minuman kopi lambada. Patut jadi perhatian: kopi lambada tidak disarankan untuk diminum anak dibawah umur 15 tahun. Jikapun terjadi apa-apa, sepenuhnya penulis tidak bertanggungjawab karena sudah saya tekankan "Berikut cara brewing kopi lambada yang bisa anda tidak tiru:". Namun sepanjang pengalaman minum kopi, kopi lambada membawa sensasi yang lain dalam minum kopi. NASGITHELAS: panas, legi, kenthel, pedas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun