Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara. Melalui Pemilu, rakyat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin dan wakilnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena yang mengkhawatirkan yaitu istilah "golput". Golput atau tidak menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum menjadi dilema yang harus dihadapi oleh semua generasi termasuk Generasi Z.
PERSENTASE GOLPUT PEMILU TAHUN 1971-2019
Persentase golput pemilihan umum Presiden dan wakil Presiden pada tahun 1971 yaitu dengan angka 3,40% dan semakin meningkat setiap diadakannya pemilu. Persentase golput atau tidak memilih dalam pemilihan presidan pada 2019 menurun yakni 18,20% dari total PDT yakni 192,83 juta jiwa dibandingkan tahun 2014. Hal ini berdasarkan lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Apa itu Generasi Z?
Generasi Z, juga dikenal dengan sebutan Gen Z, merupakan generasi yang lahir pada tahun 1995 hingga 2007. Generasi ini merupakan penerus dari Generasi Y atau lebih dikenal dengan sebutan Millennials. Generasi Z hidup dalam era teknologi yang canggih dan terkoneksi secara digital. Mereka terbiasa dengan internet dan gadget yang membuat mereka sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
Penolakan dalam mengikuti pemilihan umum, atau yang lebih dikenal dengan "golput," telah menjadi topik yang menarik perhatian masyarakat pada setiap pemilu. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan masuknya generasi ZÂ ke dalam kancah politik, banyak pertanyaan muncul tentang apakah generasi Z juga akan menjadi pelaku golput seperti generasi sebelumnya. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa generasi Z sebenarnya antusias terhadap politik dengan berbagai faktor yang membuat mereka tertarik untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Faktor apa yang membuat generasi Z lebih antusias dalam pemilihan umum 2024?
Salah satu faktor yang menghasilkan antusiasme generasi Z dalam pemilu adalah kemajuan teknologi informasi.Kemajuan teknologi membuat informasi lebih mudah diakses, termasuk informasi politik.Â
Generasi Z tumbuh dengan akses yang luas terhadap internet, media sosial, dan platform digital lainnya. Mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang calon-calon politik, program-program mereka, dan pidato-pidato mereka melalui berbagai saluran online. Faktor ini menjadi salah satu alasan mengapa generasi Z antusias dalam pemilu, karena mereka merasa memiliki pengetahuan yang lebih langsung tentang politik dan program-program yang ditawarkan.
Generasi Z cenderung lebih terbuka terhadap perbedaan dan beragam perspektif. Mereka dididik dalam era globalisasi dan informasi yang meluas, yang membuat mereka lebih terpapar pada berbagai pandangan dan ideologi.Â