Mohon tunggu...
Yudo Mahendro
Yudo Mahendro Mohon Tunggu... Ilmuwan - sosiologi, budaya, dan sejarah

Alumni UNJ, belajar bersama Masyarakat Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Upin dan Ipin Bertemu Salman

13 April 2020   08:08 Diperbarui: 26 April 2020   17:29 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Semenjak anak-anak belajar di rumah, kita bersyukur ada salah satu stasiun televisi swasta yang menyiarkan serial animasi “Upin dan Ipin”. Setiap hari serial animasi anak dari negeri Jiran tersebut diputar selama tiga kali dalam satu hari, pagi, siang dan sore. Dengan demikian, anak-anak bisa bertahan untuk tetap di rumah selama pandemic virus corona belum berakhir. 

Setidaknya sudah lebih dari satu decade ‘Upin dan Ipin’ menjadi tontonan anak Indonesia. Cerita tentang dua anak kembar yang tinggal bersama nenek dan juga bibinya di perkampungan Malaysia. 

Setiap hari ada saja petualangan si kembar dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Begitu banyak pengetahuan dan nilai moral yang terkandung dari cerita-cerita yang dihadirkan dalam acara tersebut, sehingga para orang tua pun mendukung anaknya untuk menyaksikan episode demi episode setiap harinya.

Dengan sendirinya, anak-anak Indonesia yang tumbuh sejak 10 tahun yang lalu, akrab dengan bahasa Malaysia. Meskipun dalam serial tersebut juga disiapkan alih bahasa Indonesia dalam teks tertulis, nampaknya mereka sudah memahami betul kata per kata yang digunakan dalam setiap dialog.

Menyadari bahwa serial ‘Upin dan Ipin’ digemari diterima baik di Indonesia. Dalam cerita, juga ada seorang anak Indonesia bernama “Susanti” yang merupakan teman sekolah dan teman main Upin dan Ipin. 

Bahkan sempat juga, lagu pembuka dalam acara ini dinyanyikan oleh group band kenamaan Indonesia, Padi. Lagu tersebut berjudul “sahabat untuk Selamanya”, dengan keseluruhan lirik menggunakan bahasa Indonesia.

Perkembangan Film Anak Indonesia

Perkembangan film anak di Indonesia juga tidak buruk, terutama dalam ranah layar lebar. Petualangan Sherina (2000), merupakan salah satu film yang menjadi pemicu kebangkitan film Indonesia. 

Setelah itu lebih banyak muncul film yang mengangkat tema anak mengambil latar lokasi di daerah-daerah yang jauh dari Ibu Kota atau menggambil cerita tentang anak-anak yang dalam situasi terbatas secara ekonomi. 

Denias (2006), Laskar Pelangi (2008), Alangkah Lucunya  (2010), Serdadu Kumbang (2009), Tanah Air Beta (2010), Di Timur Matahari (2012), Negeri Surga Katanya (2012) dan masih banyak lagi. 

meskipun perkembangan film anak tidak lagi semarak, setidaknya masih ada beberapa yang diproduksi dan memiliki kualitas yang baik. Film yang terbaru ialah Keluarga Cemara yang dirilis tahun 2019, film yang diangkat dari serial televisi tahun 90an.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun