Mohon tunggu...
Yudo Mahendro
Yudo Mahendro Mohon Tunggu... Ilmuwan - sosiologi, budaya, dan sejarah

Alumni UNJ, belajar bersama Masyarakat Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Kiayi: Sederhana Hidupnya, Sederhana Ajarannya

20 Juli 2011   08:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah cukup lama berbincang, saya dapat memastikan bahwa saat itu sudah waktu sholat ashar. Pada momen itu saya pun berharap sang Kiayi mengajak kita untuk sholat ashar berjamaah, namun insiatif itu tidak juga digunakan. Dalam pikiran saya, kalau nanti sang kiyai mengajak kita sholat berjamaah, akan ada waktu saya untuk mendekat dan berbincang secara informal dalam perjalanan menjuju dan sepulang dari masjid. Tapi apa mau dikata, pimpinan rombongan pun memutuskan untuk pamit. Ternyata, kata pamungkas itu pun keluar juga, setelah menjawab kalimat pamitan, seingat saya ia berkata " ya semoga kita nanti bisa bertemu di akhirat lagi, di syurganya Allah". Sekilas saya hanya berfikir itu hal yang biasa saja, namun setelah merenung sejenak saya dapat terpesona dengan kata-kata itu. Kata-kata tadi memiliki penekanan yang berbeda dari yang bisa kita ungkapkan, pesan itu meminta kita untuk konsisten di jalan agama, do'a itu berisi pengharapan bahwa kita adalah golongan orang beriman dan harus terus berproses menuju khusnul khotimah. Luar biasa.

Ia mungkin menyadari, sebagian besar kita adalah pengajar/dosen sehingga tidak perlu memberikan wejangan-wejangan karena kita dianggap sudah cerdas/pintar. Tapi pesan di atas, cukup mengena bagi kita yang memang cukup kering dalam spiritual. Dalam perjalanan di dalam mobil rental yang penuh sesak, saya merenung banyak hal diantaranya: hidup hanyalah sementara, ada kehidupan yang lebih kekal dan abadi nanti. Marilah kita bersama berusaha mempersiapkan kehidupan yang paripurna itu dengan kebaikan-kebaikan di dunia ini, karena setiap amal perbuatan akan ada pertanggunganjawabannya dihadapan Allah. Cukup berkesan, semoga bisa nilai ini bertahan selama mungkin dalam perjalanan hidup yang tak tau kapan akan berakhir. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun