Setelah cukup lama berbincang, saya dapat memastikan bahwa saat itu sudah waktu sholat ashar. Pada momen itu saya pun berharap sang Kiayi mengajak kita untuk sholat ashar berjamaah, namun insiatif itu tidak juga digunakan. Dalam pikiran saya, kalau nanti sang kiyai mengajak kita sholat berjamaah, akan ada waktu saya untuk mendekat dan berbincang secara informal dalam perjalanan menjuju dan sepulang dari masjid. Tapi apa mau dikata, pimpinan rombongan pun memutuskan untuk pamit. Ternyata, kata pamungkas itu pun keluar juga, setelah menjawab kalimat pamitan, seingat saya ia berkata " ya semoga kita nanti bisa bertemu di akhirat lagi, di syurganya Allah". Sekilas saya hanya berfikir itu hal yang biasa saja, namun setelah merenung sejenak saya dapat terpesona dengan kata-kata itu. Kata-kata tadi memiliki penekanan yang berbeda dari yang bisa kita ungkapkan, pesan itu meminta kita untuk konsisten di jalan agama, do'a itu berisi pengharapan bahwa kita adalah golongan orang beriman dan harus terus berproses menuju khusnul khotimah. Luar biasa.
Ia mungkin menyadari, sebagian besar kita adalah pengajar/dosen sehingga tidak perlu memberikan wejangan-wejangan karena kita dianggap sudah cerdas/pintar. Tapi pesan di atas, cukup mengena bagi kita yang memang cukup kering dalam spiritual. Dalam perjalanan di dalam mobil rental yang penuh sesak, saya merenung banyak hal diantaranya: hidup hanyalah sementara, ada kehidupan yang lebih kekal dan abadi nanti. Marilah kita bersama berusaha mempersiapkan kehidupan yang paripurna itu dengan kebaikan-kebaikan di dunia ini, karena setiap amal perbuatan akan ada pertanggunganjawabannya dihadapan Allah. Cukup berkesan, semoga bisa nilai ini bertahan selama mungkin dalam perjalanan hidup yang tak tau kapan akan berakhir. Amin.